“Mari kita tetap patuh pada protokol kesehatan, ruang isolasi yang telah disiapkan ini mudah-mudahan tidak pernah terpakai jika kita semua tetap taat dan patuh pada anjuran pemerintah,” sebut Cek Mad.
Sebelumnya, pada 19 Agustus 2020 Pemkab Aceh Utara telah menyiapkan tambahan ruang Pinere (Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging) dan ruang RICU di RSUD Cut Meutia.
Sedangkan tempat karantina Covid-19 telah disiapkan sejak April 2020 di bekas shelter Rohingya di Gampong Blang Adoe Kecamatan Kuta Makmur.
Penambahan ruang isolasi mandiri OTG Covid-19 di RSUD Pratama sebanyak 72 bed, jumlah ini sudah melampaui dari target sebelumnya.
“Harapan kita, walaupun sudah kita persiapkan ruangannya, tapi kita harapkan jangan pernah ada yang ditempati oleh yang terpapar Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara,
Amir Syarifuddin, SKM.
Menurut Amir, hingga saat ini jumlah penduduk Aceh Utara yang pernah terpapar Covid-19 sebanyak 11 orang. Kasus terbaru sebanyak 3 orang, sedangkan kasus sebelumnya 8 orang.
“Mudah-mudahan ke depan jumlah kasus Covid-19 di Aceh Utara tidak lagi bertambah, sehingga ruang isolasi yang telah kita siapkan tidak akan pernah dipakai,” ungkap Amir.
Ditambahkannya, ruang isolasi mandiri di RSUD Pratama ini diprioritaskan penggunaannya untuk menampung Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 dari kalangan medis yang terpapar.
Paramedis berada di garda terdepan dalam menagani pasien Covid-19, sehingga sangat rentan terpapar. Di beberapa daerah di Tanah Air bahkan tidak sedikit paramedis terkonfirmasi positif Covid-19 dan kemudian meninggal dunia.
Di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh juga banyak paramedis yang hasil swab-nya dinyatakan positif. Mereka berstatus OTG, sehingga terpaksa dirumahkan dan dilakukan isolasi mandiri. (IA)