Sabang, Infoaceh.net — Keberadaan gulma air yang menutupi permukaan Bendungan Paya Seunara di Kota Sabang kini menjadi perhatian serius pemerintah pusat.
Kondisi tersebut dinilai berpotensi mengganggu pasokan air baku bagi masyarakat dan sektor pariwisata di Pulau Weh.
Masalah itu mencuat saat Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr. Dwi Purwantoro, meninjau langsung kondisi bendungan pada Kamis (13/10).
Kunjungan ini dilakukan untuk mengevaluasi fungsi waduk sebagai penyedia air baku utama bagi kebutuhan warga Sabang.
Dalam kunjungan tersebut, Dirjen SDA didampingi pejabat dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I serta Pemerintah Kota Sabang. Fokus utama peninjauan adalah kondisi eksisting waduk yang kini banyak dipenuhi gulma di area tampungan air.
“Kehadiran gulma air ini harus segera ditangani agar tidak menurunkan kapasitas dan kualitas air baku. Kami akan memastikan langkah pengendalian dilakukan secara cepat dan berkelanjutan,” ujar Dr. Dwi Purwantoro.
Ia menjelaskan, pertumbuhan gulma yang tidak terkendali dapat menghambat aliran air dan menurunkan kualitas air baku yang disalurkan ke jaringan distribusi, terutama ke PDAM Sabang.
Pemerintah, melalui BWS Sumatera I, saat ini tengah mempersiapkan pengadaan alat pembersih gulma khusus agar proses pembersihan dapat dilakukan lebih rutin dan efektif.
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA I BWS Sumatera I, Junira, mengatakan kondisi waduk saat ini cukup mengkhawatirkan. Banyaknya gulma yang tumbuh di permukaan air membuat penyaluran air baku tidak berjalan maksimal.
“Pemanfaatan air untuk PDAM belum optimal karena waduk dipenuhi gulma. Kami sangat membutuhkan alat pembersih agar fungsi bendungan dapat kembali berjalan dengan baik,” ungkap Junira.
Ia menambahkan, pengadaan alat pembersih tidak hanya untuk membersihkan gulma semata, tetapi juga menjadi bagian dari strategi pengelolaan sumber daya air berkelanjutan.
Dengan perawatan rutin dan dukungan teknologi, kapasitas tampungan bendungan dapat tetap terjaga dalam jangka panjang.
Selain aspek teknis, pemerintah juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian waduk.
Dirjen SDA mengajak semua pihak untuk turut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar bendungan.
“Kesadaran kolektif sangat penting. Bendungan ini bukan hanya aset infrastruktur, tapi juga sumber kehidupan masyarakat Sabang,” tegasnya.
Melalui langkah-langkah konkret tersebut, diharapkan Bendungan Paya Seunara dapat kembali berfungsi optimal sebagai sumber air bersih utama bagi masyarakat Sabang, mendukung ketahanan air daerah, serta memperkuat potensi pariwisata di Pulau Weh yang bergantung pada ketersediaan air berkualitas.



