Aksi unjuk rasa Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Aceh Cinta Nabi Muhammad di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jum’at (6/11)
Banda Aceh — Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Aceh Cinta Nabi Muhammad menggelar aksi unjuk rasa di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jum’at (6/11).
Dalam aksinya yang turut membawa poster Presiden Perancis Emmanuel Macron berwajah Iblis, aliansi ini menyampaikan empat sikap sebagai bentuk pembelaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan agama Islam.
Pertama, mengutuk keras tindakan provokasi Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang secara sadar dan terang-terangan menyebarkan Islamophobia dan kebencian terhadap Agama dan
umat Islam di seluruh dunia.
Kedua, mengajak seluruh umat khususnya pemerintah dan pedagang Aceh yang peduli pada Islam dan perdamaian dunia untuk memboikot produk Perancis sebagai pelajaran bagi Presiden Perancis.
Ketiga, mendesak pemerintah dan pedagang Aceh untuk stop mendukung, menjual produk- produk yang menghalangi dakwah Islam di Aceh. Tapi pilihlah produk lokal yang mendukung Islam.
Keempat, mengajak umat Islam untuk memperbanyak shalawat setiap hari kepada Rasulullah dan mengikuti segala Sunnahnya.
Koordinator aksi, Muhammad Rafsanjani dalam orasinya mengungkapkan, pada Rabu malam, 21 Oktober 2020, cover majalah Perancis, Charlie Hebdo memuat karikatur Nabi Muhammad SAW ditampilkan menggunakan proyektor di gedung balai kota wilayah Occitanie, Perancis.
Proyeksi tersebut berlangsung selama lebih dari empat jam. Beberapa jam sebelum karikatur ditampilkan, Presiden Perancis, Emmanuel Macron, memuji dan memberi penghargaan kepada Samuel Paty, seorang guru sejarah penghina manusia suci (Nabi Muhammad) yang sangat dihormati umat Islam.
Untuk diketahui, seorang muslim tidak sempurna imannya jika belum mencintai Nabi melebihi cintanya kepada orang tua, keluarga, sahabat dan seluruh makhluk di muka bumi ini.
Bahkan tidak cukup itu, Presiden Perancis juga secara terang-terangan memprovokasi dan menyerang agama Islam dengan mengatakan mendukung penghinaan Nabi dengan dalih kebebasan berkespresi, tidak akan melarang pencetakan kembali karikatur Nabi Muhammad SAW, mengaitkan terorisme dengan Islam dan menyebut Islam sebagai agama krisis.
“Hal tersebut sangat melukai perasaan dan kehormatan Nabi Muhammad dan Agama Islam,” ungkap Rafsanjani, koordinator aksi Aliansi Pemuda dan Mahasiwa Aceh Cinta Nabi Muhammad. (IA)