Aceh Besar — Kebutuhan ambulan laut dalam bentuk kapal untuk kebutuhan masyarakat di Kecamatan Pulo Aceh dipastikan akan terealisasi dalam tahun ini.
Pemkab Aceh Besar mengalokasikan anggaran mencapai Rp 1 miliar lebih
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja kabupaten (APBK) Aceh Besar tahun 2021 untuk pembelian satu unit kapal ambulan laut.
Pengadaan ambulan laut tersebut segera ditenderkan tahun ini melalui unit layanan pengadaan (ULP) Setdakab Aceh Besar.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Setdakab Aceh Besar Muhajir SSTP MPA, Jum’at (12/3).
“Pemkab Aceh Besar tahun ini akan merealisasikan ambulans laut yang disediakan untuk masyarakat Pulo Aceh. Untuk pengadaan boat ambulan laut akan segera ditenderkan melalui ULP,” ujar Muhajir.
Dijelaskannya, jika nantinya tidak ada halangan dalam proses tender dan pekerjaan, untuk pengadaan ambulans laut itu, diperkirakan sekitar bulan Juni atau Juli sudah tersedia kapal ambulan laut untuk Pulo Aceh.
Ambulan laut akan diadakan untuk membantu penanganan kesehatan bagi masyarakat Pulo Aceh, apabila memerlukan untuk segera dirujuk ke Rumah Sakit di Banda Aceh atau ada penanganan darurat lainnya.
Muhajir meminta masyarakat untuk bersabar, karena Bupati Aceh Besar Mawardi Ali tetap berkomitmen memperhatikan rakyat pedalaman di Pulo Aceh.
Sebelumnya sempat viral, seorang ibu, Darmayanti (35) warga Desa Serapong, Pulau Breueh Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar usai melahirkan normal di Pustu Serapong Pulo Aceh, terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh dengan boat nelayan, Rabu (10/3).
Wanita yang baru melahirkan anak ketiga ini saat proses persalinan ditangani oleh Bidan Desa Serapong.
Pasien Kuret adalah prosedur yang dilakukan dokter untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim ini diinfus dan didampingi tenaga medis di dalam boat nelayan saat di rujuk ke RSUDZA.
Dirujuknya pasien dari kecamatan yang berada di kepulauan di Aceh Besar tersebut menjadi bahan pembicaraan yang menghebohkan dalam dua hari terakhir ini karena video pasien yang sedang terbaring dalam boat beredar luas di media sosial terutama group-group WhatsApp.
Selama ini dari Pulo Aceh memang tidak ada persiapan kapal khusus sebagai transportasi, karena itu jika ada warga yang harus dirujuk ke ibu kota Provinsi Aceh, alat transportasi tersedia hanya boat nelayan. Perjalanannya membutuhkan waktu sekitar 90 menit.
Hal itu dikarenakan Pulo Aceh
berjarak 30,6 kilometer dari pusat ibu kota Provinsi Aceh yakni Kota Banda Aceh.
Pulo Aceh merupakan sebuah kecamatan di Aceh Besar, terletak paling paling barat Indonesia. Di sana terdapat tiga pemukiman dan 17 desa.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar Anita SKM MKes menambahkan, pengadaan satu unit ambulan laut oleh Pemkab Aceh Besar melalui Dinkes dalam tahun 2021 masih menunggu tender.
Ambulan laut diperlukan karena selama ini ada pasien di Puskesmas yang apabila butuh rujukan ke daratan masih mengunakan jasa boat nelayan
“Puskesmas di Pulo Aceh tenaga dokter, bidan dan perawat sudah memenuhi sesuai ABK, permasalahan hari ini hanya ambulan laut yan belum ada dan Insya Allah akan hadir dalam tahun 2021 ini,” pungkasnya. (IA)