Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengungkapkan tren penurunan kasus pelanggaran syariat Islam dari tahun ke tahun di ibukota Provinsi Aceh ini.
“Pada 2017 tercatat 126 kasus pelanggaran syariat, kemudian sempat melonjak 171 kasus pada 2018, dan seterusnya turun menjadi 97 kasus pada 2019, dan hanya 90 kasus pada 2020,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman didampingi Plt Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Ustaz Ridwan Ibrahim dan jajaran di pendopo, Senin 4 Januari 2021.
Menurutnya, penurunan secara signifikan disebutnya berkat upaya pencegahan dengan mengoptimalkan peran da’i dan mustahib gampong.
“Dakwah holistik dan pembinaan berkala juga terus kita berikan kepada masyarakat, di samping membangun kerja sama lintas sektoral,” ungkapnya.
Ditambahkannya, Pemerintah Kota Banda Aceh juga menorehkan pencapaian penting pada 2020, yakni indeks keberhasilan penerapan syariat Islam dengan nilai 75,22 dalam berbagai bidang kehidupan.
Pencapaian tersebut melampaui target Indikator Kinerja Utama (IKU) DSI Banda Aceh. “Dari target nilai 75, Alhamdulillah kita mampu meraih 75,22. Ini penting sebagai alat ukur penegakan syariat Islam di Banda Aceh,” katanya.
Menurut wali kota, indeks keberhasilan penegakan syariat didapatkan melalui survei bersama akademisi IAIN Ar-Raniry. “Variabel survei ditentukan dengan kajian ‘maqashid al-khamsah’. Dan indeks yang dihasilkan mencerminkan pelaksanaan syariat Islam secara menyeluruh di segala bidang, mulai dari ekonomi hingga keamanan.”
Aminullah pun bertekad untuk terus menggenjot pembangunan dalam bidang agama, di antaranya lewat program “Kota Zikir” dan “Kota Tahfiz”.
“Agama merupakan pilar utama pembangunan kota untuk mewujudkan visi Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah,” ungkapnya lagi.
Terkait Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-35 Tingkat Provinsi Aceh yang akan digelar di Bener Meriah tahun ini, wali kota mematok target tertinggi, yakni juara umum. “Kita fokus dan serius pada cabang-cabang andalan seperti tahfiz, tilawah, tafsir, dan khat untuk mendulang medali.”
Untuk itu, ia mengamanatkan DSI agar mempersiapkan qari-qariah terbaik. “Salah satu strateginya dengan membina kafilah kita dengan standar nasional. Ini (juara umum MTQ) prestige bagi Banda Aceh, karena dalam bidang-bidang lain kita sudah begitu bagus,” pungkasnya. (IA)