Aceh Besar, Infoaceh.net – Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB ketika Michael Octaviano, Ketua Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia, berdiri di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar, Jum’at, 29 Agustus 2025.
Hari ini, ia tidak sedang menjemput pasien yang datang dari kampung halaman untuk berobat, sebagaimana yang biasa ia lakukan selama bertahun-tahun di rumah singgah BFLF.
Kali ini, Michael menyambut kepulangan Cahaya Putri Kemuning, balita usia hampir genap dua tahun, bukan untuk menjalani perawatan, melainkan untuk dipulangkan ke tanah kelahirannya di Meulaboh dalam peti jenazah.
“Hari ini kita berduka. Pasien dampingan BFLF, Cahaya, meninggal dunia di Jakarta. Jenazahnya sudah tiba di Banda Aceh dan insya Allah kita antar sampai ke rumahnya di Woyla, Aceh Barat,” kata Michael saat menemui kedua orang tua almarhumah, Herman (51) dan Suprenti Arianti (40).
Michael menyebut, kedua orang tua Cahaya sudah berjuang sejak 2023 bersama BFLF. Setiap berobat dari kampung ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
“Semoga Allah menggantinya dengan yang terbaik,” ucapnya.
Michael mencoba menenangkan sang ibu yang terus menangis sambil. “Insya Allah, kata Rasul, anak-anak yang wafat akan berlari di depan pintu surga dan menarik orang tuanya masuk bersama,” ujarnya.
Cahaya, putri semata wayang pasangan Herman dan Suprenti, sebelumnya dirawat di Rumah Singgah BFLF Banda Aceh sejak akhir 2023.
Dokter mendiagnosis Cahaya mengalami bocor jantung dan harus menjalani operasi di Jakarta.
Bulan lalu, Cahaya bersama orang tuanya berangkat ke Jakarta dari rumah singgah BFLF.
Operasi dijadwalkan berlangsung awal September di RS Jantung Harapan Kita. Namun, sebelum sempat menjalani prosedur medis, nyawa Cahaya tidak tertolong.
“Alhamdulillah, terima kasih BFLF atas bantuan dan perhatian. Terima kasih juga untuk warga rumah singgah yang selalu ada untuk Adek Cahaya. Semoga Allah membalas segala kebaikan,” ucap Suprenti dengan air mata yang terus mengalir.