BANDA ACEH – Balita berusia dua tahun lebin asal Kabupaten Pidie Jaya yang menderita gizi buruk, akhirnya bisa dirawat di rumah sakit.
Setelah mendapat restu dari ibunya, kini balita berinisial BM telah dirujuk dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Sebelumnya, seperti dilaporkan Kepala Puskesmas Ulim Pidie Jaya, sang ibu menolak anaknya dirawat di rumah sakit dengan alasan keterbatasan ekonomi dan anggapan bahwa penyakit yang dialami anaknya tidak terlalu serius. Oleh ibu, BM hanya dibawa rawat jalan saja, dan dibarengi dengan pengobatan alternatif.
“Tim Puskesmas Ulim juga terus mengedukasi dan melakukan pemantauan, melakukan pemberian makanan tambahan (PMT), biskuit dan susu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif dalam keterangannya di Banda Aceh, Rabu (16/2).
Sebelum melahirkan, SM merupakan kategori Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi, karena telah berusia 36 tahun dengan riwayat hipertensi. Bayi laki-lakinya lahir pada 27 Oktober 2019 dengan berat badan 2.900 gram, Panjang badan 48 centimeter, di PMB Sri Mulyani Ulee Glee Kabupaten Pidie Jaya.
BM juga mendapatkan imunisasi HBO setelah lahir dan mendapatkan imunisasi BCG saat berusia 3 bulan. Sementara imunisasi DPT tidak bisa dilanjutkan lagi karena berat badan kurang.
Sampai anak berusia 6 bulan, pertumbuhan BM masih normal dan bayi diberikan ASI Eksklusif. Baru pada usia 7 bulan, berat badan mulai menurun, usai dilakukan pemantauan di Posyandu.
Bidan desa kemudian melaporkan hal tersebut kepada Tenaga Gizi Puskesmas Ulim dan Tim Gizi berkolaborasi dengan dokter dan kepala Puskesmas.
Puskesmas Ulim kemudian merujuk BM ke RSUD Pidie Jaya, dan balita tersebut ditangani oleh dokter spesialis anak dengan diagnosa Specifik Developmental disorder of motor function. Dokter menganjurkan fisioterapi, namun setelah beberapa kali dilakukan fisioterapi juga tidak ada perkembangan pada pertumbuhan BM.
Dokter kemudian menganjurkan rawat inap kepada orang tua BM, namun keluarga menolak untuk dirawat dengan alasan keterbatasan ekonomi dan anggapan dari si ibu penyakit yang dialami anaknya tidak terlalu serius.