Banjir Aceh Tamiang Landa 10 Kecamatan, Rusak Fasilitas Umum dan Rumah, Sejumlah Kampung Terisolasi
ACEH TAMIANG — Meningkatnya curah hujan mengakibatkan sebagian daerah di Kabupaten Aceh Tamiang terendam banjir di 10 Kecamatan dan sebagian masyarakat mengungsi, Selasa (26/12/2023).
Dampak kerusakan banjir ini bukan hanya menyebabkan kerugian material terhadap bangunan rumah dan pengungsi, tapi mengancam melumpuhkan perekonomian.
Banjir sudah merusak sejumlah fasilitas umum dan persawahan masyarakat.
Dari data sementara yang diperoleh dari Pusdalops Penanganan Bencana Banjir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang, banjir kali ini sudah merusak sawah, pertanian, perkebunan masyarakat.
Potensi kerusakan ini diyakini bertambah karena pendataan di wilayah hilir sedang dilakukan.
Sementara beberapa Kecamatan yang banyak terdampak banjir yaitu Kecamatan Tenggulun, Seruway, Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, Sekerak, Kejuruan Muda, Kota Kualasimpang, Rantau, Bendahara dan Karang Baru.
Berdasarkan data hari Selasa, 26 Desember 2023 hingga pukul 15.00 WIB, daerah yang paling parah terdampak banjir memang daerah yang terendah di kabupaten Aceh Tamiang dan berada dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamiang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Drs Asra memimpin rapat darurat penanganan banjir, Selasa (26/12/2023).
Rapat yang dilangsungkan di Kantor BPBD Aceh Tamiang ini membahas dan mengevaluasi dampak banjir yang sudah merusak sejumlah fasilitas umum dan persawahan masyarakat.
“Rapat ini untuk menetapkan status bencana yang terjadi Aceh Tamiang, nantinya hasil rapat kami laporkan kepada Pj Bupati,” kata Asra.
Sekda menjelaskan, rapat darurat ini dilakukan usai dirinya meninjau langsung beberapa titik banjir di wilayah hulu.
Di hari kedua banjir, dampak kerusakan sudah beralih dari wilayah hulu ke hilir.
Sekda Asra memastikan, sejumlah kampung di daerah hilir sudah terendam dan terisolasi, khususnya di Kecamatan Seruway.
“Padang Langgis dan Pantai Balai sudah tenggelam total. Akses ke Kecamatan Seruway sudah putus kita harus memutar melalui Bendahara,” kata Asra.
Kerusakan parah ini tidak terlepas dari kondisi tanggul di wilayah hilir yang rusak akibat banjir. Dari amatannya langsung, tanggul di Pekan Seruway pecah dan tanggul beton di Sei Kuruk yang baru selesai dikerjakan tidak cukup ketinggiannya menahan luapan air sungai.