Banjir Aceh Tamiang Landa 10 Kecamatan, Rusak Fasilitas Umum dan Rumah, Sejumlah Kampung Terisolasi
“Ternyata tanggul beton di Sei Kuruk itu rendah, lebih tinggi air, makanya meluap merendam permukiman,” ungkapnya.
Dampak kerusakan banjir ini bukan hanya menyebabkan kerugian material terhadap bangunan rumah dan pengungsi, tapi mengancam melumpuhkan perekonomian.
Dari data sementara, banjir kali ini sudah merusak sawah di Kampung Jambo Rambong seluas 89 hektare dan 19 hektare di dalam Kecamatan Bandar Pusaka. Potensi kerusakan ini diyakini bertambah karena pendataan di wilayah hilir sedang dilakukan.
“Banjir ini memang harus ada penanganan serius, ini menyangkut perekonomian rakyat kita dan dampaknya tentu inflasi,” kata dia.
Sekda Asra mengingatkan, Pemkab Aceh Tamiang tidak memiliki kewenangan memperbaiki aliran sungai yang menjadi penyebab banjir musiman ini.
“Wewenangnya di provinsi, kita tidak boleh, dan tahapannya panjang, makanya kami harapkan ada kebijakan strategis agar masyarakat tidak selalu terimbas banjir,” ungkapnya.
Meski begitu, ia mengaku bersyukur karena tanggul beton di Marlempang, Bendahara, yang selesai dikerjakan tahun ini efektif menahan air.
“Kawasan Marlempang yang dulunya menjadi langganan banjir, kali ini tidak tersentuh banjir,” sebutnya.
Sementara itu, Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman menegaskan Pemkab senantiasa hadir bersama masyarakat dalam penanganan bencana di Bumi Muda Sedia. Disebutkannya, penanganan banjir juga melibatkan seluruh Forkopimda dan pemangku kepentingan yang ada. (IA)