Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Dr Ir Ilyas MP mengungkapkan, tingginya frekuensi banjir di Aceh, terutama yang diakibatkan oleh semakin lajunya kerusakan hutan (deforestasi) menyebabkan bertambahnya degradasi hutan, sehingga kemampuan hutan untuk menampung air hujan semakin melemah.
“BMKG awal tahun 2022 memang sudah memberi peringatan tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah Aceh namun bencana banjir juga bisa terjadi akibat perambahan hutan dan pembalakan liar yang tidak terkendali,” jelas Ilyas yang akrab disapa Abi, Jum’at (4/2).
Abi menambahkan banjir di Aceh merupakan akumulasi dari dampak kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di hulu maupun hilir sehingga nantinya penting untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bencana banjir, dampak yang ditimbulkan dan bagaimana harus bersikap dalam menghadapi bahaya banjir. (IA)