BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 619 kejadian bencana di Aceh sejak Januari hingga November 2021. 6 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 13 orang luka-luka dan 37.073 KK/123.429 jiwa terdampak bencana.
Jumlah pengungsi sebanyak 8.274 orang serta 3.605 rumah terdampak. Total Prakiraan kerugian mencapai Rp 223 miliar.
Demikian disampaikan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas, Rabu (1/12). Data bencana tercatat hingga 30 November 2021 pukul 21.30 WIB.
Kebakaran pemukiman masih mendominasi yakni sebanyak 251 kali. Jumlah kerugiannya yang diakibatkan oleh bencana ini sebesar Rp 94 miliar.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 131 kali. Lahan yang terbakar seluas 434 hektar.
Angin puting beliung terjadi sebanyak 80 kali, merusak 288 rumah warga dengan total kerugian yang dialami Rp 11 miliar.
Banjir terjadi 93 kali berdampak pada 2.524 rumah dan 1 jembatan, 1 tanggul rusak serta 210 hektar sawah terendam.
Banjir bandang terjadi 5 kali merendam 272 rumah dengan prakiraan kerugian Rp 2,6 miliar.
Banjir dan longsor terjadi 10 kali merendam 96 rumah dengan prakiraan kerugian mencapai Rp 13,2 miliar.
Banjir Rob terjadi 5 kali, merusak 29 rumah terjadi di Kota Lhokseumawe dan Aceh timur
Abrasi dari bulan Januari-November tercatat terjadi sebanyak 5 kali, merusak 6 rumah dengan perkiraan kerugian Rp 1,2 miliar.
Pada 27 Juni lalu terjadi bencana kegagalan teknologi di Desa Panton Rayeuk T dan Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur diduga keracunan gas berasal dari PT. Medco.
Sebanyak 531 jiwa dari 112 kepala keluarga terdampak dan terpaksa mengungsi sementara di kantor camat Banda Alam.
Semua bencana juga berdampak pada 27 sarana pendidikan, 2 sarana kesehatan ,12 sarana pemerintahan, 13 sarana ibadah. Berdampak pula pada 148 ruko, 9 jembatan, 7 tanggul dan 269 meter badan jalan akibat banjir dan longsor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas mengatakan, intensitas kejadian bencana dari tahun 2021 mengalami penurunan jumlah kejadian dari tahun sebelumnya.
“Pada periode yang sama (Januari-November) tahun 2020 jumlah kejadian bencana mencapai 752 kali kejadian, sedangkan di tahun 2021 menurun menjadi 619 kali kejadian,” ungkap Ilyas yang akrap disapa Abi, Rabu (1/12).
Abi Ilyas juga menyebutkan, kebakaran hutan dan lahan juga mengalami penurunan intensitas kejadian yang sebelumnya di tahun 2020 (periode yang sama) mencapai 204 kali kejadian, kini tahun 2021 hanya terjadi 131 kali.
“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur Pemerintahan dan masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun,” tambah Abi.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana Abi juga berharap, nantinya terwujudnya sebuah langkah pemberdayaan masyarakat yang akan berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian.
Serta aksi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat atau komunitas yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh nantinya. (IA)