Bripka Julianto Pane, Anggota Polri Pimpinan Pesantren di Gayo Lues
Bripka Julianto Pane, seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) yang saat ini bertugas di Polres Gayo Lues, disamping melaksanakan tugasnya sebagai anggota Polri, ia juga menyempatkan diri membangun sebuah pesantren di daerahnya.
Bripka Julianto Pane membangun pondok pesantren bernama Ruhul A’zham di Dusun Gunyak, Kampung Bustanul Salam, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues yang selanjutnya menjadi pimpinan pesantren tersebut.
Dalam kesehariannya di lingkungan pesantren dan masyarakat setempat, Bripka Julianto Pane lebih dikenal dengan panggilan Ustadz Pane.
Ia sehari-hari bertugas sebagai Kanit Bintikmas pada satuan Bimmas Polres Gayo Lues. Sosok Bripka Julianto Pane dinilai menjadi citra positif bagi Polri, khususnya Polres Gayo Lues.

Saban hari, Bripka Julianto Pane menyempatkan diri untuk mengajar di pesantren yang dia bangun bersama para pengajar lainnya di samping ia juga bertugas sebagai anggota Polri.
Disamping peranannya sebagai pimpinan pondok pesantren. Ustadz Bripka Julianto memanfaatkan waktu sebaik mungkin pada kedua profesinya ini.
Sebelum bertugas usai salat subuh, secara rutin Ustadz Bripka Julianto Pane menyempatkan diri untuk mengajar. Sorenya, usai tugas kantor, Bripka Julianto juga kembali mengambil kesempatan untuk mengajar anak didiknya.
Bripka Julianto Pane membangun pesantren Ruhul A’zham merupakan bentuk kepeduliannya untuk membina para generasi muda dalam rangka melahirkan generasi bangsa yang cerdas dan berakhlak.
“Apa yang dilakukan Bripka Julianto Pane ini juga bagian dari bentuk kepedulian Polri kepada masyarakat pada umumnya dan generasi muda khususnya,” ujar Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Ery Apriono
Ustadz Julianto Pane mendirikan pesantren ini dengan cara swadaya. Pada awal pendirian tahun 2009, pesantren ini hanya sebagai tempat pengajian bagi rekan-rekannya di kalangan kepolisian. Anggota polri yang mengaji di Pesantren Ruhul A’zham menyesuaikan waktu dengan pekerjaan mereka di kantor. Selain itu pada awal dibangun, masyarakat di sekitar pesantren juga mengaji di pesantren ini.
Selain itu, niat awal pendirian pesantren ini menurut Ustadz Julianto Pane, karena dirinya berkeinginan membantu tugas pokok kepolisian dalam mengatasi kejahatan dan kenakalan, serta pemakaian narkoba di kalangan remaja.
“Kami selaku anggota polisi merasakan, kami bisa mengamankan ratusan anak yang saat ini tidak terpengaruh narkoba dan terhindar dari kejahatan, termasuk kesibukan dari penggunaan smartphone yang saat ini sulit dikendalikan. Untuk itu saya berpikir mendirikan pesantren ini agar menjadi tempat bagi anak-anak menuntut ilmu dan belajar agar kelak, menjadi orang yang bermanfaat,” terang Ustadz Julianto Pane.
Beberapa tahun kemudian, Pesantren Ruhul A’zham terus berkembang menjadi besar.
Sampai saat ini Pesantren Ruhul A’zham juga sudah menampung anak-anak untuk sekolah formal, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Hal ini bertujuan membantu masyarakat agar mereka memiliki tempat untuk belajar.
Bahkan saat ini, pesantren tersebut telah memiliki sebanyak 580 orang santri/santriwati, dengan tenaga pengajar 45 orang. (IA)