Hal ini penting agar perbedaan antara program dinas dan Pokir dewan dapat dipahami dengan baik.
“Jika Pokir dewan dipublikasikan namun ada yang tidak sesuai, maka program tersebut harus dibatalkan dan dialihkan dalam perubahan anggaran untuk kegiatan yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat,” tegas Fauzan.
Menurutnya, butuh kesadaran bersama untuk membangun Aceh. Jika tidak ada keterbukaan dan transparansi, ujung-ujungnya hanya akan berakhir pada korupsi untuk memperkaya diri dan kelompok.
“Ini harus diperbaiki agar tidak ada penyimpangan yang merugikan rakyat selama ini,” pungkas Fauzan.
“Dengan transparansi yang lebih baik, kami yakin pengelolaan anggaran di Aceh akan tepat sasaran. Publik harus diberi akses mengetahui secara rinci ke mana uang mereka digunakan. Ini bukan hanya soal akuntabilitas, tetapi juga upaya bersama menciptakan pemerintahan bersih dan berintegritas,” pungkasnya.