Dua Ulama Besar Aceh Abu Hasan Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly Diusul Jadi Pahlawan Nasional
Terkait peran politik ulama apa saja? menurutnya ada banyak peran besar ulama Aceh dalam hal politik saat kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya Abu Hasan Krueng Kalee dan Abuya Muda Wali. Salah satunya ada maklumat ulama Aceh yang ditandatangani pada 15 Oktober 1945. Maklumat ini ditandatangani oleh Abu Hasan Krueng Kalee, Abu Ja’far Shiddiq Lamjabat, Abu Ahmad Hasballah Indrapuri, dan juga Abu Daud Beureueh.
“Maklumat tersebut seolah-olah fatwa dari ulama Aceh pada masa itu yang menyatakan perjuangan kemerdekaan/mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kelanjutan dari perjuangan Teungku Chik Di Tiro. Jelas tertulis dalam maklumat itu, dan ini adalah perang Sabil yang harus dibantu,” ujarnya.
“Dengan lahirnya maklumat tersebut, maka berdirilah di situ di belakang Presiden Soekarno, itu adalah sebagai ketaatan kepada pemimpin. Lalu apa yang terjadi setelah itu, maka lahirlah barisan Mujahidin di seluruh pesantren dan dayah-dayah di Aceh. Tanggal 17 November terjadi Musyawarah besar didepan Masjid Tiro yang disitu Abu Hasan Krueng Kalee hadir kemudian mengangkat Teungku Umar Tiro sebagai Panglima Barisan Mujahidin. Sementara di Banda Aceh di depan Masjid Baiturrahman, seminggu setelahnya atau tanggal 23 November lahir Barisan Hizbullah yang dipimpin langsung oleh Teungku Daud Beureueh,” sambungnya.
Tugas para pejuang Barisan Mujahidin dan Hizbullah ini, lanjut Mutiara Fahmi, bukan hanya menjaga Aceh dari masuknya kembali tentara Belanda, tapi juga mengirim tentara pejuang Aceh ini hingga ke Besitang, sampai ke Langkat, sampai ke Brandan yang dikenal dengan Perang Medan Area.
“Perang Medan Area ini namanya yang Medan, tapi yang berperang adalah orang Aceh. Karena lokasinya yang di Medan tapi yang datang itu untuk berperang orang Aceh. Ini adalah bukti nyata dari peran ulama Aceh dalam menjaga kemerdekaan Republik Indonesia. Turun langsung dalam militer,” cetusnya.
“Adapun peran Abu Hasan Krueng Kalee dalam menjaga kemerdekaan ketika ada perang cumbok, sebelum pecah peperangan, Abu Krueng Kalee mendatangi Teungku Daud Cumbok. Sekalipun Nampak mendukung Soekarno namun tidak ‘menjilat’. Abu Krueng Kalee juga mengkritik Soekarno dalam beberapa hal karena selalu berada di pihak netral atas hukum Islam,” ungkapnya.
- abu
- Abu Hasan Krueng Kalee
- Abu Hasan Krueng Kalee Pahlawan
- abuya
- Abuya Muda Waly
- Abuya Muda Waly Pahlawan
- aceh
- besar
- dan
- diusul
- dua
- Dua ulama besar Aceh
- hasan
- jadi
- kalee
- krueng,
- muda
- nasional
- Pahlawan dari Aceh
- Pahlawan Nasional
- pahlawan,
- pengusulan pahlawan nasional
- Perjuangan Ulama
- Sejarah Aceh
- Sejarah Islam Aceh
- Tokoh Islam Indonesia
- ulama
- Ulama Aceh
- Ulama Nusantara
- Ulama Pejuang
- waly
- yakni Abu Hasan Krueng Kalee dan Abuya Syekh Muda Waly Al Khalidi sepakat diusulkan menjadi Pahlawan Nasional