Banda Aceh — Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh mencari solusi terkait permasalahan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui diskusi dengan mengangkat tema ‘Kesejahteraan Aceh; Tantangan dan Solusi’ di Hotel Al Hanifi Lampriet Banda Aceh, Jum’at (2/4) malam.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin, Kepala Dinas Sosial Aceh Dr Yusrizal MSi, Ketua Badan Baitul Mal Aceh Prof Dr Nazaruddin A Wahid, Perwakilan Bappeda Aceh.
Hadir juga Wakil Ketua MPU Aceh, Dr Tgk Muhibbutthabary, Prof Eka Srimulyani PhD selaku Akademisi UIN Ar-Raniry, Prof Nasir Aziz MBA selaku Dekan FEB USK, Kadin Aceh, Anggota DPD RI asal Aceh, M Fadhil Rahmi, Lc, perwakilan ormas, mahasiswa, pegiat sosial Edi Fadhil dan sejumlah tokoh Aceh lainnya.
Diskusi dipandu ulama muda Aceh Dr Tgk H Amri Fatmi Anzis Lc MA.
Ketua IKAT Aceh Tgk Muhammad Fadhilah Lc M.Us dalam sambutannya menyampaikan Kegiatan ini fokus mencari pokok persoalan yang menjadikan Aceh sebagai daerah termiskin di Sumatera, kemudian mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan Aceh serta menyerap aspirasi dari masyarakat.
“Kegiatan ini sebagi bentuk ikhtiar kita bersama, untuk mencari solusi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh ke depan, hasil dari yang kita diskusikan malam ini nantinya menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terhadap pengentasan kemiskinan di masa mendatang,” ujar Tgk M Fadhillah.
Ia juga mengajak semua pihak untuk bersatu, mengambil peran sesuai dengan tupoksi masing masing dalam menyelesaikan persoalan kesejahteraan di Aceh.
“Kami berharap agar pemerintah bersama semua elemen masyarakat sama-sama menaruh perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh dari tingkat bawah, karena menjadi tanggung jawab kolektif,” jelas Fadhillah.
Fadhillah menyampaikan terima kasih kepada para pemateri dan juga masyarakat yang telah sama-smaa aktif dan berfikir untuk solusi kesejahteraan Aceh.
Kegiatan ini dibuka Ketua OIAA Organisasi Internasional Alumni Al AzharDr TGB Muhammad Zainul Majdi Lc MA.
Ia mengapresiasi kegiatan diskusi tersebut sebagai wujud bukti cinta untuk Aceh.
“Membangun Aceh perlu kekompakan dan kebersamaan, maka perlu berkaca pada sejarah dimana Aceh menjadi garda terdepan di Nusantara ini, dan saat ini Aceh memiliki Qanun tersendiri yang memudahkan untuk bangkit,” ujar TGB.
Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar, Centriefp, IIA Islamic Institute of Aceh, serta ICAIOS. (IA)