Parulian menambahkan, rasio gampong berlistrik di Aceh sudah 100 persen, namun pekerjaan elektrifikasi tetap masih berjalan karena masih ada dusun-dusun yang belum teraliri listrik.
Parulian mengungkapkan, dengan dukungan pembangkit berkapasitas 2×80 MW di Nagan Raya dan 235 MW di Arun, kebutuhan listrik di Aceh sudah tercukupi.
Apalagi, di tahun 2023 akan ada penambahan pembangkit di Nagan Raya 3 dan 4 sebesar 2×200 MW, maka produksi daya listrik di Aceh sudah lebih dari cukup.
“Target kita memang seluruh masyarakat bisa mendapatkan akses listrik. Saat ini, untuk menampung keluhan pelanggan, kita sudah meluncurkan aplikasi PLN Mobile yang dapat diunduh secara gratis oleh masyarakat di playstore. Di sini masyarakat dapat menyampaikan keluhannya kepada kami,” kata Parulian.
“Saat ini kami juga sudah meluncurkan program Electrifing Lifestyle, yang akan kita resmikan pada 31 Maret ini. Kami berharap Pak Gubernur dapat meresmikan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum-red) yang akan kita luncurkan ini,” imbuh Parulian.
Pada pertemuan ini, Gubernur Aceh turut didampingi Kepala Biro Perekonomian Setda Aceh Amirullah dan perwakilan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh. (IA)