Mimpi dua gubernur pendahulu itu kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Aceh Abdullah Puteh, yang menyebut program tersebut dengan nama: “Ladia Galaska.”
Program ini kemudian dilanjutkan oleh dua Gubernur setelahnya, yaitu Zaini Abdullah dan Irwandi Yusuf.
Lantas di bawah kepemimpinan Gubernur Nova Iriansyah, di mana pembangunan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang merupakan salah satu program prioritas, pembangunan jalan ini berhasil diwujudkan.
Lewat program Aceh Seumeugot, yang fokus pada upaya untuk memastikan tersedianya sarana dan prasarana (infrastruktur) secara cerdas dan berkelanjutan, semua program unggulan terutama yang menjadi daya ungkit pembangunan ekonomi dijalankan.
Untuk mendukung pencapaian program tersebut, Pemerintah Aceh bertekad untuk mewujudkan jalan yang disebut Nova sebagai ‘jalan mantap’ di Aceh, yang bisa meningkatkan konektivitas antar wilayah. Upaya tersebut dilaksanakan dengan skema pekerjaan kontrak tahun jamak (Multi Years Contract).
Pemilihan skema itu bertujuan agar jalan yang dibangun benar benar sampai tuntas, karena kebijakan dan anggaran telah diberikan secara penuh, meskipun harus melalui tahapan penyelesaian yang sedikit memakan waktu.
“Semua paket tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Sehingga dengan demikian peningkatan konektivitas antar wilayah bisa semakin terwujud,” kata Nova.
Nova berpesan, keberadaan kedua ruas jalan yang telah diresmikan dan jalan lainnya yang akan segera tuntas, mesti dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik. “Saya mengharapkan seluruh masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Barat Daya turut memelihara dan merawatnya agar manfaatnya bisa lebih maksimal,” ujar Nova.
Sementara Wakil Bupati Aceh Tamiang T Insyafuddin mengatakan, atas nama seluruh masyarakat Aceh Tamiang, ia menyampaikan terima kasih kepada gubernur yang telah mengakomodir aspirasi masyarakat.
“Alhamdulillah kami sangat bersyukur, pembangunan jalan penghubung sepanjang 15,1 kilometer ini telah rampung dilaksanakan,” kata dia.