Banda Aceh — Innalillahi Wainna Ilaihi Raji’un. Prof Dr Musri Musman MSc, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (FKIP USK) Banda Aceh meninggal dunia, Ahad siang (7/8/2022).
Peneliti dan pejuang legalisasi ganja medis Aceh itu mengembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 12.25 Wib saat dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Kabar meninggalnya Prof Musri beredar cepat yang dikirimkan lewat berbagai media sosial dan grup-grup WhatsApp.
“Innalillahi Wainna Ilaihi Raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Prof Musri pukul 12.25 Wib di RSUDZA. Semoga almarhum husnul khatimah, diampuni dosa-dosanya, ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin..,” demikian kabar duka yang beredar di sejumlah media sosial
Media sosial Universitas Syiah Kuala juga menyampaikan kabar duka tersebut. “Rektor beserta keluarga besar Universitas Syiah Kuala (USK) turut berduka cita atas meninggalnya Prof Dr Musri MSc, Profesor pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala (FKIP USK). Semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah SWT. Amin,” tulis akun Facebook milik USK.
Pelaksanaan Shalat Jenazah Almarhum Prof Musri Musman terlihat berlangsung di Masjid Baitul Azhar Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar pada Ahad sore pukul 16.00.
Prof Musri Musman lahir di Sigli, Kabupaten Pidie, pada 2 Agustus 1960. Ia menyelesaikan sarjana di Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala pada 1987.
Sejak 1988, ia menjadi dosen di FKIP Universitas Syiah Kuala dengan mata kuliah Kimia Dasar dan Kimia Organik. Pada 1995, Musri menyelesaikan gelar master di University of the Ryukyus, Okinawa-Jepang dengan spesialisasi Marine Natural Products Chemistry.
Ia menyelesaikan jenjang doktoral di bawah arahan Prof. Dr. Tatsuo Higa di University of the Ryukyus, Okinawa-Jepang dengan spesialisasi dalam Kimia Produk Alam Laut, pada 2001.
Di luar kegiatan kampus, Musri Musman dikenal sebagai profesor peneliti ganja. Dalam berbagai kesempatan, ia menjelaskan bahwa kandungan dalam ganja lebih banyak manfaat dibandingkan mudharatnya.