Banda Aceh, Infoaceh.net — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh mencanangkan Gerakan Menanam Bawang sebagai upaya menekan laju inflasi yang masih tinggi di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Kota Banda Aceh pada September 2025 tercatat sebesar 3,67 persen, naik dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar 2,34 persen.
Kegiatan pencanangan yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) itu digelar di halaman Kantor Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Banda Aceh, Rabu (15/10/2025).
Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, bersama Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, Dandim 0101/KBA Letkol Inf Faurizal Noerdin, Kepala BI Perwakilan Aceh Agus Chusaini, serta sejumlah pejabat lainnya, melakukan penanaman bibit bawang secara simbolis.
Wali Kota Illiza menegaskan bahwa menjaga inflasi daerah merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor — mulai dari pemerintah, dunia usaha, perbankan, akademisi hingga masyarakat.
“Kestabilan harga bahan pokok sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Karena itu, melalui gerakan menanam ini kami ingin mengajak masyarakat agar mandiri dan bijak menghadapi fluktuasi harga pangan,” ujar Illiza.
Ia menambahkan, langkah sederhana seperti menanam cabai dan bawang merah di pekarangan rumah atau lahan kelompok tani bisa menjadi solusi nyata memperkuat ketahanan pangan lokal.
“Pemerintah kota bersama Bank Indonesia hari ini juga menyerahkan bibit bawang dan dua unit handtractor bantuan Kementerian Pertanian kepada kelompok tani sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan produksi pangan,” tambahnya.
Illiza menyebut gerakan ini sejalan dengan semangat “Banda Aceh Kolaborasi”, yang menekankan sinergi dan gotong royong dalam setiap kebijakan pembangunan.
“Insya Allah, dengan semangat tersebut kita dapat mewujudkan Banda Aceh yang tangguh, mandiri, dan sejahtera. Mari jadikan gerakan menanam ini bukan sekadar simbol, tetapi gaya hidup masyarakat Banda Aceh yang mencintai bumi dan menjaga ketahanan pangan,” tutupnya.
Kepala BI Aceh Agus Chusaini menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab inflasi adalah berkurangnya pasokan komoditas di sejumlah daerah.
“Gerakan ini merupakan langkah konkret untuk mengendalikan inflasi. Kami mendorong masyarakat menanam cabai dan bawang merah di rumah masing-masing agar kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi tanpa bergantung penuh pada pasar,” katanya.
Agus juga menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk terus bersinergi dengan TPID dalam menjaga stabilitas harga pangan.
“Kami berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Semoga inflasi di Aceh, khususnya Banda Aceh, dapat terkendali lebih baik dan tidak meningkat lagi,” pungkasnya.