Banda Aceh — Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh mencari solusi terkait permasalahan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui diskusi dengan mengangkat tema ‘Kesejahteraan Aceh; Tantangan dan Solusi’ di Hotel Al-Hanifi Lampriet, Banda Aceh, Jum’at (2/4) malam.
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Dr TGB Muhammad Zainul Majdi Lc MA secara virtual.
Ia mengapresiasi kegiatan diskusi tersebut sebagai wujud bukti cinta untuk Aceh.
“Membangun Aceh perlu kekompakan dan kebersamaan, maka perlu berkaca pada sejarah dimana Aceh menjadi garda terdepan di Nusantara ini dan saat ini Aceh memiliki qanun tersendiri yang memudahkan untuk bangkit,” ujar TGB.
Ketua IKAT Aceh Tgk Muhammad Fadhilah Lc MUs dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini fokus mencari pokok persoalan yang menjadikan Aceh sebagai daerah termiskin di Sumatera, kemudian mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan Aceh serta menyerap aspirasi dari masyarakat.
“Kegiatan ini sebagi bentuk ikhtiar kita bersama, untuk mencari solusi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh ke depan, hasil dari yang kita diskusikan malam ini nantinya menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terhadap pengentasan kemiskinan di masa mendatang,” ujar Tgk M Fadhillah.
Ia juga mengajak semua pihak untuk bersatu, mengambil peran sesuai dengan tupoksi masing masing dalam menyelesaikan persoalan kesejahteraan di Aceh.
“Kami berharap agar Pemerintah bersama semua elemen masyarakat sama-sama menaruh perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh dari tingkat bawah, karena menjadi tanggung jawab kolektif,” jelas Fadhillah.
Fadhillah menyampaikan terima kasih kepada para pemateri dan juga masyarakat yang telah sama-smaa aktif dan berfikir untuk solusi kesejahteraan Aceh.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin, Kepala Dinas Sosial Aceh Dr Yusrizal MSi, Ketua Badan Baitul Mal Aceh Prof Dr Nazaruddin A Wahid dan Perwakilan Bappeda Aceh
Hadir juga Wakil Ketua MPU Aceh, Dr Tgk Muhibbutthabary, Prof Eka Srimulyani PhD selaku Akademisi UIN Ar-Raniry, Dekam FEB USK Prof Dr Nasir Aziz MBA, Anggota DPD RI asal Aceh M Fadhil Rahmi Lc, Kadin Aceh,
perwakilan ormas, mahasiswa, pegiat sosial Edi Fadhil dan sejumlah tokoh Aceh lainnya.
Dalam talk show ini, para pakar saling memberikan pernyataan dan solusi guna menekan angka kemiskinan di Aceh. Hingga pada akhirnya lahirlah sejumlah rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pemerintah Aceh.
Solusi yang lahir dari diskusi tersebut diantaranya, perlu adanya integrasi data terkait kemiskinan/kesejahteraan yang disempurnakan secara berterusan, perlu penyadaran bayar zakat bagi yang wajib zakat untuk meningkatkan jumlah zakat sebagai salah satu instrument pengentasan kemiskinan di Aceh, dan diperlukan upaya dan dukungan untuk pembayar zakat dapat menjadi pengurang pajak.
Selanjutnya, diperlukan adanya studi inventarisasi masalah yang perlu diselesaikan serta fokus pada prioritas, koordinasi/sinergi antar lembaga (SKPA) kompak dan satu visi, keberlanjutan yang fokus pada outcome bukan project-based, didukung oleh legislatif. Diperlukan pemerataan pembangunan dan fokus pada sektor pertanian dan pendidikan.
Kemudian, membangun data-data kemiskinan kultural (bukan struktural) dan membangun kemitraan dengan berbagai macam pihak (pentahelix), perlu intervensi dengan pendekatan kultural/agama untuk membangun etos kerja yang Islami, perlu sinergisitas dan pemilahan untuk tidak merusak nilai-nilai agama.
Program bantuan harus memenuhi aspek 6T: tepat desain, tepat sasaran, tepat cara, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat potensi dan harus mengukur juga aspek sebaliknya seperti kebahagiaan orang Aceh (mungkin lebih tinggi).
Kegiatan ini dipandu Dr Tgk Amri Fatmi Anzis Lc MA yang diikuti ratusan peserta dan juga disiarkan livestreaming. Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar, Centriefp, IIA Islamic Institute of Aceh serta ICAIOS. (IA)