Ia menjelaskan bahwa satuan tuf mengandung lempung yang mudah menyerap air. Lempung akan mengalami pengembangan (swelling) saat menyerap air sehingga membuat ikatan antar butir menjadi tidak stabil.
“Batuan ini juga bersifat lepas dan belum terkompaksi sehingga rentan terhadap longsor,” katanya.
Selain itu, kata Mahdinur, curah hujan yang tinggi menyebabkan material menjadi lebih berat yang meningkatkan beban sehingga terjadi gerakan tanah.
Faktor penyebab lainnya adalah kestabilan lereng. Lereng memiliki kemiringan yang curam, ketika ikatan antar butir tidak stabil dan kemiringan yang curam maka menyebabkan pergerakan tanah.
Mahdinur mengimbau masyarakat agar berhati-hati ketika melewati jalan pada lokasi ini terutama pada saat hujan dengan intensitas tinggi seperti yang dialami pada pekan-pekan terakhir ini.
Selain itu, untuk mengurangi risiko longsor di kemudian hari perlu dilakukan kajian mitigasi bahaya longsor untuk jangka menengah dan jangka panjang agar kejadian longsor dapat diminimalisir.
“Seperti melakukan penguatan tebing di sekitar ruas jalan serta penanganan yang tepat pada ruas-ruas jalan dengan risiko longsor,” ujarnya. (IA)