Prosesi itu diawali dengan menabur beras atau padi atau Sipreuk Breuh Pade yang melambangkan kemakmuran. Kemudian selanjutnya, memercikkan air penyejuk, Ie Seunijuek, yang melambangkan kesejukan dan kedamaian, serta pemberian nasi ketan Bulukat, yang melambangkan perekat jalinan silaturahmi.
Setelah proses peusijuek berlangsung, Kasad dan Ketua Umum Persit selanjutnya diberi selempang dan penyematan simbol gelar adat Aceh yakni Sri Lila Meukuta Abdurachman dan Cut Nyak Rahma.
Penyerahan gelar ditandai dengan pemasangan selempang oleh Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar dan Putroe Phang Majelis Adat Aceh Dr Harbiyah Gani MPd, mewakili masyarakat Aceh.
Gelar Sri Lila Meukuta Abdurachman diartikan sebagai lelaki yang penuh kasih yang berkedudukan tinggi memiliki kuasa penuh dalam membina Angkatan Darat. Lalu, Cut Nyak Rahma yang artinya memiliki banyak keberkahan dan mempunyai makna seorang yang setia.
Prosesi ini adalah simbol kehormatan adat Aceh yang diberikan, dimana rakyat Aceh telah menerima Kasad dan Ibu dengan pintu terbuka sebagai warga Aceh. Pemberian gelar ini juga merupakan ucapan terima kasih dan penghormatan tertinggi kepada Kasad yang telah berjasa untuk membantu mewujudkan Provinsi Aceh yang damai, aman, sejahtera dan bermartabat dalam bingkai NKRI.
Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar mewakili masyarakat Aceh dalam sambutannya merasa bahagia atas kedatangan Kasad beserta ibu ke Tanah Rencong.
“Tentunya kami semua merasa senang kedatangan bapak kesini (Aceh). Saya berharap Kasad dengan ibu selama di Aceh merasa nyaman. Ini suatu kenangan manis untuk kita semua (masyarakat Aceh),” ungkap Wali Nanggroe.
Aceh telah berdamai selama 17 tahun, Wali Nanggroe Aceh dengan Pemerintah Aceh berkomitmen untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan membangun Aceh. Karena menurut Wali Nanggroe, perdamaian sangat penting sekali. Jika tidak ada perdamaian, ketenangan dan pembangunan di Aceh dapat terkendala.
“Perdamaian ini kita harapkan terus terpelihara pada masa datang, agar Aceh dapat membangun, mensejahterakan masyarakat dan menjadi suatu daerah yang kuat,” pungkas Wali Nanggroe mewakili masyarakat Aceh.