Banda Aceh — Pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, secara resmi melepaskan rombongan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan mengampanyekan Gerakan Masker Aceh (GEMA) ke seluruh kabupaten/kota se Aceh, Selasa (1/9). Seremonial pelepasan dilakukan di halaman Kantor Gubernur Aceh.
Hadir saat pelepasan tersebut, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Hassanudin, Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada, dan Kajati Aceh Muhammad Yusuf SH.
Juga hadir Sekda Aceh Taqwallah, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Ketua DWP Aceh serta para Kepala SKPA dan Kepala Biro di lingkungan Setda Aceh yang berada dalam mobil untuk memimpin langsung gebrak masker ke seluruh Aceh.
Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan angka kasus Covid-19 di Aceh sudah masuk kategori memperihatinkan. Tingkat penularan meningkat tajam.
Berbagai upaya seperti pengobatan atas pasien dan pencegahan telah dilakukan. Namun upaya-upaya itu dinilai belum maksimal. Karena itu, pemerintah kemudian menggerakkan GEMA, bagian gerakan Gebrak Masker yang dilakukan di seluruh Indonesia.
“Kita melibatkan semua stakeholder. GEMA ini menyasar seluruh masyarakat sampai ke tingkat rumah tangga,” kata Nova.
Total ada 19.735 partisipan yang di antaranya Aparatur Sipil Negara dan masyarakat sipil lainnya yang ikut dalam GEMA ke seluruh Aceh. Mereka akan serentak mengampanyekan gerakan memakai masker pada Jum’at 4 September mendatang.
Relawan yang akan berpartisipasi dalam gerakan ini akan menggaungkan GEMA di 3.883 mesjid dan di 6.497 desa. Pesan utama yang akan dibawa secara serentak adalah “Ingat Covid – Ingat Masker!”
“Pesan GEMA akan disampaikan melalui khutbah Jum’at dan media informasi baliho, spanduk dan poster,” kata Nova.
Gebrak Masker semula adalah gerakan nasional yang oleh pemerintah Aceh dijawab dengan aksi bersama yang dilakukan dengan menggandeng masyarakat lintas organisasi. Dengan keterlibatan banyak pihak diharapkan gerakan ini menjadi gerakan massif.
“Mereka akan mengampanyekan gerakan memakai masker di sekolah-sekolah, di semua desa bahkan di tempat ibadah,” ujar Nova.