Aceh Besar – Keindahan pesisir pantai di Gampong Deudap, Pulo Aceh, Aceh Besar mampu menyihir mata memandang. Di kala senja tiba, warna kekuning-kuningan memantul dari lautnya, berhiaskan boat-boat nelayan pulang mencari rezeki.
Gampong Deudap tepatnya terletak di Pulau Nasi, salah satu pulau dari gugusan pulau di Pulo Aceh. Wisatawan dapat menikmati keindahan panorama alam pantai Ujong Eumpee dan Pantai Nipah di sana. Gampong Deudap ditempati oleh 82 keluarga.
Dikutip dari Wikipedia, pendudukan Pulo Aceh merupakan pendatang dari daratan Aceh, Pulau Weh, maupun pulau lainnya.
Geografis Deudap berupa pesisir dan perbukitan membuat warganya menjalani profesi nelayan, pekebun, dan petani. Para pekebun biasanya menanam cabai rawit, singkong, dan semangka. Dari hasil alam tersebut masyarakat memenuhi kebutuhan hidup.
Akan tetapi, di balik keindahan pesona alamnya, rata-rata warga Deudap berasal dari kalangan kurang mampu. Daging menjadi makanan sangat mahal bagi mereka.
Bahkan di momentum Hari Raya Kurban, masyarakatnya jarang mampu beribadah kurban. Kalaupun ada, hewan kurbannya berasal dari Banda Aceh.
Keuchik Deudap, Sadri, menuturkan, tahun lalu hewan kurban berasal dari Banda Aceh. “Iya ada dari Banda Aceh. Meskipun warganya dapat sedikit-sedikit, setidaknya kita bisa mencicipi daging kurban,” pungkas Sadri, Pulo Aceh, Jum’at (10/7).
Nazaruddin, salah seorang warga Deudap menuturkan beberapa waktu lalu Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh memintanya mengirimkan profil desanya. ACT Aceh sedang berikhtiar menyediakan hewan kurban untuk daerah terpencil di Aceh.
Titik lokasinya yakni kampung di Pulo Aceh, Aceh Tengah, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Kota Subulussalam, dan Simeulue.
Masyarakat dapat menyalurkan kurban maupun sedekah kurban ke daerah tersebut melalui rekening Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9323 dan BNI Syariah 88 00000 740 atas nama Yayasan Global Qurban. Konfirmasi donasi dan informasi selengkapnya melalui Telepon 0651-7315352, WhatsApp 082283269008, dan instagram @act_aceh.