Keuchik Gampong Krueng Seupeng, Mahmuddin, kepada Ketua DPRA menyampaikan agar pemerintah dapat segera memperbaiki dan membangun tanggung sungai yang ambruk akibat banjir.
Selain itu, Mahmuddin juga mengatakan terdapat beberapa badan jalan rusak akibat banjir kali ini.
Kepala Pelaksana BPBA Ilyas yang ikut mendampingi Ketua DPRA meninjau ke lapangan mengatakan banjir di Aceh Utara sudah berulang-ulang terjadi. Biasanya, menurut Ilyas, banjir yang terjadi di Aceh Utara akibat kiriman air dari wilayah hulu sungai yang meluap hingga ke pemukiman penduduk.
“Banjir Aceh Utara sudah berulang-ulang, ini merupakan banjir kiriman, di samping curah hujan tinggi di Aceh Utara,” kata Ilyas.
Dia mengatakan wilayah terparah banjir kali ini berada di Kecamatan Pirak Timu, Kecamatan Lhoksukon, dan Kecamatan Matangkuli. Sementara jumlah pengungsi terdampak banjir mencapai 34.000 jiwa atau 9.500 Kepala Keluarga (KK).
Ilyas menyebut banjir di Aceh Utara juga mengakibatkan satu orang meninggal dunia karena terjebak banjir saat hendak dibawa ke rumah sakit.
“Ada satu orang yang sakit terjebak banjir saat hendak ke rumah sakit meninggal dunia, jadi meninggal karena sakit bukan langsung jadi korban banjir. Itu kejadiannya di daerah Lhoksukon, tepatnya di Cot Girek,” kata Ilyas.
BPBA bersama Pemerintah Aceh dan DPRA turut membawa satu tenda dan dua boat fiber lengkap dengan mesinnya ke Aceh Utara. Selain itu, kunjungan rombongan DPRA bersama Pemerintah Aceh tersebut juga membawa bantuan bahan pokok untuk tahap pertama yang nominalnya mencapai Rp200 juta. “Itu sesuai dengan permintaan kabupaten,” ucap Ilyas. (IA)