Junizar berontak. Ia memangkas pendek rambutnya. Mirip laki-laki. Gejolak dalam hati membuat ia sangat ingin mendapat perhatian laki-laki. Hal yang membuat nilai sekolahnya jatuh drastis. Jika saat SD ia selalu mendapatkan peringkat 1, kini rangking nya turun ke angka 12. Semua gejolak itu kemudian ia catat dalam buku.
Menjadi perempuan tomboi membuat ia menjatuhkan pilihan melanjutkan SMK jurusan elektronika. Usia yang membuat ia mulai menerima keadaan. “Saya mulai ikhlas. Ini takdir, mau diulang nggak akan mungkin,” kata Junizar.
Menganggur setahun, Junizar memilih melanjutkan kuliah di Jurusan Psikologi UIN ar-Raniry. Tentu kuliah sambil bekerja. Ia harus menghidupi dirinya di Banda Aceh. Namun apa nyana, hanya bertahan empat semester ia memilih mundur. Pulang kampung merawat ibunya yang sakit. Kini ia berjualan kentang goreng di kampung halamannya, Lembah Seulawah, Aceh Besar.
Kepada anak korban konflik lainnya, Junizar berpesan untuk semangat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi. Jangan meniru dirinya yang memilih mundur. “Saya tidak menyesal tapi menyayangkan. Ini pilihan hidup saya.”
Kata Junizar, sukses bukan dihitung dari materi. “Orang bernilai itu ketika dia berharga bagi orang di sekelilingnya. Saya bangga jadi orang yang berharga bagi ibu saya.”
Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah terharu dengan kisah Junizar. Namun ia berpesan agar Junizar tidak berhenti kuliah. “Minimal selesaikan sarjana yang telah Anda mulai,” Nova meminta agar Junizar membicarakan permasalahan sekolahnya itu dengan Dyah Erti Idawati, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh.
Nova mengapresiasi ketegaran Junizar. Titian kehidupan yang ia alami diyakini akan membuat perempuan 23 tahun itu sukses di kemudian hari. Selama ia tegar, Nova yakin tangan-tangan Tuhan akan membantu dirinya.
“Tuhan tidak akan menutup pintu tanpa membuka pintu yang lain,” kata Nova.
Senada dengan Junizar, ada Jumila, asal Bilie Aron, Glumpang Tiga Pidie. Kampungnya terkenal dengan kisah konflik Rumoh Geudong.
Kisah Jumila adalah kisah sukses korban konflik yang melanjutkan kuliah di luar negeri. Ia lulus jurusan Statistika di Unsyiah. Selama kuliah ia mendapat tanggungan beasiswa Bidik Misi.