Hal yang sama terkait turunnya kunjungan pasien ke poliklinik juga disampaikan Direktur RSUD Cut Meutia Aceh Utara, drg. Nurhaida M.PH
“Pendapatan rumah sakit saat ini menurun drastis karena berkurangnya kunjungan pasien ke poli, sehingga klaim BPJS juga berkurang. Pertamanya kita memang membatasi jumlah layanan, supaya adanya sosial distancing selama pandemi Corona. Selanjutnya masyarakat sendiri secara alami yang membatasi diri dan kurang berani berkunjung ke rumah sakit setelah ada beberapa kasus Corona di Aceh Utara,” sebut Nurhaida.
Namun demikian untuk pelayanan tetap berjalan dengan mengedepankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang telah ditentukan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif menilai selama ini pelayanan kesehatan sudah mulai membaik dibandingkan pada kondisi awal terjadi Covid-19.
“Pelayanan kesehatan sudah membaik dan dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Terkait APD stok kita memang masih terbatas selama ini. Selanjutnya, untuk mempermudah sistem rujukan, kita akan meningkatkan koordinasi antara pihak desa dengan petugas kesehatan di Puskesmas,” kata Hanif.
Menanggapi para pemateri, salah satu partisipan yang bergabung dalam diskusi tersebut Bahtiar Ariga dari Bener Meriah menyampaikan, saat ini di Bener Meriah, tidak ada ambulans yang digunakan khusus untuk pasien Covid-19. Padahal sudah ada beberapa masyarakat yang teridentifikasi positif Corona.
Selanjutnya, Nurlaily Idrus, Anggota Komisi Informasi Aceh juga turut mempertanyakan keterbukaan informasi yang valid terkait anggaran Covid-19 yang tidak terpublis, padahal anggaran bukanlah data dikecualikan. Sedangkan informasi mengenai data pasien adalah data dikecualikan, namun sayang, data tersebut pula yang sering beredar di publik.
Alfian, Koordinator MaTA juga menyampaikan supaya pengadaan barang dan jasa untuk alat kesehatan maupun obat-obatan agar dibuka ke publik. Hal ini penting agar masyarakat mengetahui kemana saja anggaran Covid-19 digunakan dan meningkatkan kepercayaan publik kepada pemerintah.