Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Lawan Patriarki, Musdah Mulia: Perempuan Juga Punya Hak Pimpin Bangsa

Penulis buku Kemuliaan Perempuan dalam Islam itu juga menyoroti kuatnya dominasi budaya patriarki di Indonesia yang membatasi akses perempuan terhadap pendidikan, kepemimpinan, dan ruang publik.
PSGA LP2M UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah umum dan diskusi bertajuk “Mewujudkan Kemaslahantan Bangsa Melalui Penegakan Nilai-Nilai Keadilan Gender” di Ruang Pertemuan LP2M, pada Kamis (10/07/2025). (Foto: Humas Ar-Raniry)

Banda Aceh, Infoaceh.net – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah umum dan diskusi bertajuk “Mewujudkan Kemaslahatan Bangsa Melalui Penegakan Nilai-Nilai Keadilan Gender”, Kamis (10/7/2025) di Ruang Pertemuan LP2M.

Kegiatan ini menghadirkan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Siti Musdah Mulia, dan diikuti 30 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, hingga mitra PSGA.

Kepala PSGA UIN Ar-Raniry, Dr Nashriyah, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Prof Musdah yang dikenal sebagai cendekia perempuan progresif dan vokal dalam isu keadilan gender di Indonesia.

“Harapannya, kehadiran beliau memperluas wawasan kita semua tentang pentingnya kesetaraan gender dalam perspektif keilmuan dan sosial keindonesiaan,” ujar Nashriyah.

Dalam pemaparannya, Prof Musdah membuka kembali lembaran sejarah Aceh sebagai Negeri Sultanah pada abad ke-17. Menurutnya, kepemimpinan perempuan dalam sejarah Aceh membuktikan bahwa kesetaraan bukan barang baru di bumi Serambi Mekkah.

“Kita harus menulis ulang sejarah bangsa ini dari perspektif kita sendiri, dari pengalaman dan literasi perempuan,” ungkap Musdah.

Penulis buku Kemuliaan Perempuan dalam Islam itu juga menyoroti kuatnya dominasi budaya patriarki di Indonesia yang membatasi akses perempuan terhadap pendidikan, kepemimpinan, dan ruang publik.

“Kesetaraan itu bukan menyamakan kodrat biologis laki-laki dan perempuan, tetapi memastikan akses, partisipasi, dan manfaat yang adil bagi semua,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa pembenahan kultural dan struktural menjadi penting. “Kita perlu merevisi undang-undang, kurikulum pendidikan, dan struktur sosial yang masih diskriminatif,” ujarnya.

“Perempuan juga manusia. Punya mimpi, cita-cita, dan hak untuk menjadi bagian penuh dari pembangunan bangsa,” pungkasnya.

author avatar
Raisa Fahira

Lainnya

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tutup