Layanan Buruk RSUDZA Aceh, Pasien Ditelantarkan dan Disuruh Pulang Karena Tak Ada Alat untuk Operasi
Banda Aceh, Infoaceh.net — Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh kembali memperlihatkan layanan kesehatan yang buruk kepada masyarakat Aceh yang sedang berobat di rumah sakit plat merah milik Pemerintah Aceh itu.
Pasalnya, banyak pasien yang mengharapkan perawatan secara medis karena kondisi sakit yang sedang dialaminya, justru ditelantarkan bahkan disuruh pulang oleh pihak rumah sakit.
Penyebabnya, RSUDZA Banda Aceh ternyata sudah lama tidak memiliki alat untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien khususnya untuk tindakan operasi Orthopedi atau bagian tulang yang patah akibat kecelakaan atau terjatuh.
Tindakan yang akan dilakukan untuk pasien tersebut adalah operasi PFNA (Proximal Femoral Nail Antirotation) yang merupakan prosedur bedah yang digunakan untuk memperbaiki patah tulang pada bagian atas tulang paha (femur proksimal).
Prosedur ini melibatkan pemasangan sebuah kuku atau paku khusus yang dirancang untuk menstabilkan fraktur dan mencegah rotasi kepala femur.
Namun, ternyata di rumah sakit RSUDZA Banda Aceh sudah beberapa bulan tidak memiliki alat untuk dilakukan tindakan operasi yaitu alat PFNA Nail (implant).
Akibatnya, pasien yang mengalami patah tulang di RSUDZA sekarang tidak bisa diambil tindakan operasi. Pasien-pasien tersebut berhari-hari ditelantarkan di beberapa ruang perawatan di RSUDZA karena tidak jelas kapan bisa dioperasi.
Bahkan pasien tersebut ada yang disuruh pulang setelah beberapa hari dirawat, meski dalam kondisi sakit yang masih parah. Menurut dokter, jika pasien bertahan di rumah sakit pun tidak bisa dilakukan tindakan apa-apa.
Hal itu seperti yang dialami oleh seorang pasien patah tulang karena jatuh, yang sekarang sedang dirawat di Ruang Zam-zam. Sudah hampir sepekan masuk rumah sakit RSUDZA, tapi tidak jelas kapan operasi bisa dilakukan karena di RSUDZA sedang tidak memilik alat PFNA Nail (implant), sementara kondisi sakitnya semakin parah.
“Sudah lima hari masuk rumah sakit ZA karena jatuh dan patah tulang, tapi tidak bisa dilakukan tindakan operasi, jadwal operasi pun tidak jelas, kata dokter tidak ada alat untuk operasi saat ini,” ungkap seorang pasien perempuan yang sudah lanjut usia tersebut.
Para dokter di bagian orthopedi atau tulang juga mengakui bahwa saat ini tidak ada alat PFNA Nail (Implant) di Rumah Sakit RSUDZA Banda Aceh untuk melakukan operasi pasien patah tulang.
Informasi yang diperoleh di kalangan dokter orthopedi RSUDZA menyebutkan, banyak vendor belum atau tidak mau lagi mensupply alat-alat implant orthopedi tersebut untuk operasi pasien
Kabarnya RSUDZA sudah lama menunggak dan belum membayar ke vendor-vendor itu. Ada yang sudah lebih dari 6-7 bulan tanpa pembayaran dari RSUDZA ke vendor yang ternyata nilainya mencapai puluhan miliar.
“Secara internal kami dokter-dokter orthopedi sudah menyarankan ke manajemen RSUDZA untuk dapat mencicil bayar utang ke vendor itu. Kan kasihan pasien-pasien kita yang harus segera operasi tapi menunggu lama tanpa kepastian,” ungkap seorang dokter senior di bagian orthopedi RSUDZA.
Informasi yang diperoleh, saat ini di RSUDZA ada antrian panjang pasien patah tulang menunggu alat-alat/implant orthopedi untuk dilakukan tindakan operasi.
Sampai Jum’at kemarin ada 39 pasien yang menunggu operasi, sementara sampai Rabu (21/5) hari ini sudah sekitar 60 pasien menunggu antrian.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya antrian panjang di RSUDZA, pasien tidak bisa dilakukan tindakan operasi karena tidak ada alat.
Ketika semua persoalan itu dilakukan konfirmasi langsung ke pihak Manajemen RSUDZA, tidak ada yang mau memberikan penjelasan.
Bahkan, Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah Sp.A juga seperti ketakutan untuk menjawab konfirmasi wartawan ketika dihubungi INFOACEH.NET sepanjang Rabu (21/5/2025).
Meskipun HP-nya aktif, namun dr Isra tidak mau mengangkat telpon walau sudah dihubungi berkali-kali, bakan konfirmasi yang dikirimkan via pesan WhatsApp (WA) juga tidak dibalasnya.
Sementara Humas RSUDZA Banda Aceh Rahmady juga mengelak untuk menjawab pertanyaan wartawan INFOACEH.NET soal pasien yang terlantar akibat tidak ada alat untuk tindakan operasi.
“Maaf bang, saya sedang ikut Diklat sekarang. Tidak bisa memberikan keterangan, kurang info yang saya dapatkan,” kata Rahmady yang mengelak untuk memberikan saat dikonfirmasi.
Rahmady lalu mengarahkan wartawan agar melakukan konfirmasi langsung ke bagian pelayanan.
Wakil Direktur Pelayanan RSUDZA dr Makhrozal MKes yang dihubungi, juga belum ada jawaban dari yang bersangkutan.