Banda Aceh, Infoaceh.net – Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin siang (1/9/2025).
Aksi massa hari ini diwarnai dengan pengibaran bendera bintang bulan—simbol yang kerap diasosiasikan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)—dan bendera bajak laut dari serial animasi Jepang One Piece.
Pantauan di lokasi, massa mulai memadati kawasan sekitar DPRA sejak pukul 14.00 WIB. Mereka datang secara berkelompok dengan mengenakan pakaian almamater mahasiswa dan sebagian membawa atribut organisasi.
Spanduk, poster berisi tuntutan, hingga pengeras suara tampak digunakan untuk menyuarakan aspirasi.
Dalam orasinya, massa aksi menyampaikan beberapa poin tuntutan utama, antara lain:
Mendesak pemerintah pusat dan pemerintah Aceh untuk lebih serius menuntaskan butir-butir perjanjian damai Helsinki yang dinilai masih mandek hingga kini.
Menuntut perhatian lebih terhadap kondisi ekonomi Aceh yang semakin terpuruk, terutama tingginya angka pengangguran dan kemiskinan.
Meminta DPRA tidak hanya diam, tetapi benar-benar menjadi corong aspirasi rakyat Aceh.
“Kami hadir di sini bukan untuk membuat kerusuhan, tapi untuk mengingatkan para wakil rakyat agar tidak melupakan janji mereka kepada rakyat Aceh. Damai yang sudah berjalan 20 tahun harus benar-benar bermakna, bukan hanya slogan,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.
Bendera Bintang Bulan dan One Piece
Situasi aksi menjadi sorotan publik ketika beberapa orang dari barisan depan mengibarkan bendera bintang bulan berwarna merah dengan lambang putih.
Bendera tersebut langsung menarik perhatian peserta aksi maupun aparat keamanan yang berjaga.
Tak hanya itu, di sisi lain massa juga membentangkan bendera One Piece bergambar tengkorak bajak laut dengan topi jerami, yang biasa dikenal sebagai simbol kelompok bajak laut “Straw Hat Pirates”.
Aksi pengibaran bendera unik itu mengundang beragam respons. Sebagian massa bersorak menyambutnya, sementara sebagian lainnya kebingungan karena tidak memahami maksud simbol anime tersebut.
“Kami ingin menunjukkan semangat perlawanan seperti para tokoh di One Piece yang berjuang melawan ketidakadilan,” ujar seorang pemuda peserta aksi.
Lebih seribu aparat kepolisian dari Polresta Banda Aceh dan Polda Aceh terlihat berjaga di lokasi aksi. Mereka membentuk barikade di pintu gerbang utama DPRA untuk mencegah massa masuk ke dalam gedung.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono mengatakan pihaknya tetap mengedepankan pendekatan persuasif dalam mengawal aksi tersebut.
“Selama aksi masih berlangsung damai, kami tidak akan melakukan tindakan represif. Namun, kami imbau agar massa menghormati aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.
Sejumlah anggota DPRA yang sempat menemui massa mengaku memahami aspirasi yang disampaikan.
Namun, mereka menegaskan agar aksi penyampaian pendapat dilakukan dalam koridor damai dan tidak menyalahi peraturan.
“Kami akan menyerap aspirasi dalam unjuk rasa hari ini dan menyampaikannya dalam forum resmi,” ujar Ketua DPRA Zulfadli yang turut berada di lokadi bersama Kapolda Aceh Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah
Hingga siang menjelang sore, aksi berjalan kondusif meski sempat terjadi saling dorong antara massa dan aparat di pintu pagar masuk ke DPRA.
Orasi terus bergantian dilakukan, dan massa masih berda di lokasi hingga pukul 17.00 Wib.




 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 