Banda Aceh — Kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Aceh terus meningkat tajam tiap hari, hingga mencapai 2.891 kasus sampai 14 September 2020.
Peningkatan jumlah yang signifikan dari hari ke hari warga positif terinfeksi virus Corona di Aceh sangat mengkhawatirkan, dari sebelumnya maksimal hanya 100-an kasus/hari kini telah mancapai 150-an hingga 200-an kasus/hari.
“Kita tidak usah lagi melihat mengapa ini terjadi, tapi sekarang saatnya mencari jalan keluar bagaimana melokalisir kasus positif covid-19 di Aceh sehingga angkanya perlahan lahan bisa diturunkan,” ujar Pemerhati kebijakan publik Aceh Dr. Nasrul Zaman, ST M.Kes, di Banda Aceh Selasa (15/9).
Menurutnya, Pemerintah Aceh harus menganggarkan dana pembelian laboratorium swab Polymerase Chain Reaction (PCR) di seluruh rumah sakit umum daerah (RSUD) kabupaten/kota di Aceh. Saat ini harganya relatif murah hanya Rp1,5 – 2 milliar/unit.
“Kita tidak mau lagi mendengar cerita seperti kasus di Aceh Tenggara yang diambil sampel swab tanggal 31 Agustus 2020, namun baru mendapat hasilnya pada 12 September 2020 dan ditemukan 18 warga yang diperiksa ternyata positif terinfeksi covid-19,” jelasnya.
Kata Nasrul Zaman, keadaan keterlambatan itu hanya membuat penyebaran covid-19 melalui transmisi lokal meningkat tajam sekali.
“Bayangkan secara eksponensial 1 warga dari 18 kasus itu saja perharinya minimal menyebarkan melalui interaksi pada 20-50 warga lainnya dan itu dilakukan oleh 18 warga Aceh Tenggara selama 12 hari pula,” terangnya.
Oleh karena itu sudah sangat mendesak agar Pemerintah Aceh segera menyediakan laboratorium uji swab PCR di seluruh RSUD yang ada di Kabupaten/Kota se-Aceh sehingga hasil uji swab cepat diketahui
“Hal ini diperlukan di daerah untuk dapat dilakukan percepatan lokalisasi dan isolasi cluster terpapar sehingga menekan angka penyebarannya di Kabupaten/Kota,” pungkas Nasrul Zaman yang juga Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah (FKM Unmuha) Aceh. (IA)