Nagan Raya — Menyambut 12 Rabi’ul Awal 1444 Hijriah, Dayah Sufi Muda Nagan Raya menggelar maulid Akbar 1.000 leumang, Sabtu (8/10).
Maulid yang dikuti ribuan jamaah ini adalah perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diisi dengan acara yang unik yaitu membakar 1.000 lemang.
Peserta yang mengikuti acara ini adalah seluruh jamaah tarekat Naqsabandiyah Al Khalidiyah murid dari Abuya Sayyidi Syekh Ahmad Sufi Muda yang datang dari 23 kabupaten/kota se-Aceh, juga dari luar Aceh, seperti Sumatera Utara, Binjai, Siantar, Tapanuli Utara, Lombok Barat, Kota Pariaman, Solo, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Jakarta dan juga Malaysia.
Saifundi, Ketua Panitia Maulid Akbar menyatakan, peserta yang mengikuti acara Maulid Akbar 1.000 leimang ini dibagi dalam 7 kontingen.
Kontingen 1: Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Medan, Bogor, Binjai, Siantar, Tapanuli Selatan, Jakarta, Malaysia.
Kontingen 2, Banda Aceh, Aceh Besar Sabang, Kendari, Kolaka.
Kontingen 3, Aceh Jaya. Kontingen 4: Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulusalam, Aceh Singkil, Aceh Tenggara.
Kontingen 5: Nagan Raya, Lombok Barat. Kontingen: 6, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bireun, Lhok Seumawe, Pidie Jaya, Pidie, Bangka Belitung. Kontingen 7: Aceh Barat, Sinabang.
“Peserta membawa sendiri semua keperluan untuk bakar leumangnya, seperti buluh (bambu) dan lain – lain, sehingga lemang yg dibakar berjumlah 1.000 lemang. Semuanya sangat bersemangat, inilah bentuk kegembiraan kita dalam merayakan kelahiran Rasulullah..Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,” ungkap Saifundi.
“Kenapa pilihannya leumang? Karena leumang ini adalah representasi dari syariat, tarekat, hakikat dan makrifat, kesemuanya saling berkaitan, dimana jika salah satu unsur tidak ada, maka lemangnya tidak akan jadi. Buluhnya saja, tanpa dibalut dengan daun pisang, diisi beras dan kemudiaan santan, maka tidak akan berarti apa – apa, tidak akan jadi leumangnya. Belum lagi kita bicarakan terkait tata cara membuatnya tentu lebih dalam lagi. Leumang juga punya pesan dan filosofi yang mendalam yaitu kesabaran, kebersamaan dan kekonoakan, tiga nilai yang sangat penting bagi manusia”.