Mesin Pesawat Dimasuki Burung, JK Batal Terbang ke Aceh Terima Penghargaan Tokoh Damai di UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, Infoaceh.net – Penerbangan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) dari Jakarta menuju Banda Aceh, Kamis pagi (14/8/2025), batal dilakukan setelah pesawat yang akan ditumpanginya mengalami gangguan teknis akibat mesin pesawat pribadinya itu dimasuki burung (bird strike).
Informasi yang diperoleh menyebutkan, insiden terjadi sesaat sebelum pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Petugas teknis maskapai segera melakukan pemeriksaan dan memutuskan menunda penerbangan demi keselamatan.
Rencananya, JK akan berangkat ke Banda Aceh untuk menghadiri acara penganugerahan penghargaan Tokoh Perdamaian Aceh yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis pagi.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas peran besar JK yang terlibat dalam proses perdamaian Aceh melalui perjanjian Helsinki pada 2005 silam.
“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh panitia dan masyarakat Aceh karena tidak bisa hadir langsung ke acara ini untuk menerima penghargaan karena mesin pesawat dimasuki burung,” ujar JK yang menyampaikan pidato secara zoom.
JK menyampaikan, Kamis pagi pukul 06.00 Wib ia sudah terbang dari Jakarta menuju Banda Aceh. 10 menit kemudian terjadi masalah mesin pesawat dimasuki burung, sehingga harus kembali lagi ke bandara dan tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Aceh.
“Saya pikir diperbaiki 10 atau 20 menit selesai, tapi ternyata pesawat harus masuk bengkel dan tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Aceh,” ungkap JK.
Dalam pesawat tersebut juga tampak mendampingi JK seperti mantan juru runding dari pihak RI yang juga mantan Menkumham Hamid Awaluddin, serta Juha Christensen dan Sudirman Said.
Pihak panitia UIN Ar-Raniry menyatakan tetap melaksanakan prosesi penganugerahan sesuai jadwal, dengan penyerahan simbolis penghargaan secara daring.
Selain JK, sejumlah tokoh lain juga menerima penghargaan Peace Award dari UIN Ar-Raniry seperti Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem, Sofyan Djalil, Zaini Abdullah, Irwandi Yusuf, Bakhtiar Abdullah serta tokoh lainnya.
