Mimpi Illiza: Banda Aceh Jadi Simbol Ketahanan Bencana Asia
Banda Aceh, Infoaceh.net – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menyatakan komitmennya memperkuat kerja sama mitigasi bencana antara Indonesia dan Jepang, khususnya melalui dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah lama berkiprah di Aceh pascatsunami 2004.
Komitmen itu ditegaskan Illiza saat menerima kunjungan Project Manager Kamaishi-Aceh Partnership Project, Eri Hosoe, bersama tim JICA dan sejumlah stakeholder di Pendopo Wali Kota, Jumat, 25 Juli 2025.
“Sebagai negara dan kota yang sama-sama rawan gempa dan tsunami, kemitraan ini sangat penting. Kami ingin Banda Aceh menjadi kota tangguh bencana dengan penguatan kapasitas masyarakat secara menyeluruh,” kata Illiza.
Ia mengapresiasi kontribusi pemerintah Jepang melalui JICA yang telah konsisten mendampingi Banda Aceh dalam berbagai program kebencanaan. Salah satunya, rencana latihan tsunami drill berskala besar dua tahun sekali dan drill reguler tiap tahun.
Tak hanya itu, Pemko Banda Aceh juga tengah memproses perpanjangan kerja sama kota kembar (sister city) dengan Kota Higashimatsushima, Jepang. “Proses izinnya sedang berjalan di pemerintah pusat. Kami ingin kerja sama ini jadi contoh nyata mitigasi bencana tingkat dunia,” ujarnya.
Illiza menegaskan, penguatan edukasi bencana juga terus digalakkan di sektor pendidikan. Pemko menggandeng sekolah, kampus, hingga Museum Tsunami Aceh dan TDMRC (Tsunami Disaster Mitigation Research Center) untuk membangun budaya sadar bencana sejak dini.
“Saya sangat mengapresiasi pembelajaran virtual antara siswa Banda Aceh dan Jepang yang dilakukan secara rutin. Ini harus terus dilanjutkan dan diperluas. Edukasi bencana seperti ini bisa menjadi referensi global,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, Eri Hosoe menyerahkan proposal kegiatan pengurangan risiko bencana di sekolah menengah kepada Wali Kota Illiza. Salah satunya, workshop manajemen bencana dan latihan evakuasi di SMPN 11 dan SMPN 17 Banda Aceh bersama Universitas Syiah Kuala (USK).
“Kami akan mendampingi pelaksanaan latihan evakuasi rutin di sekolah. Kerja sama dengan USK akan memperkuat pendekatan ilmiah dan keberlanjutan program,” ujar Eri optimistis.
Ia juga memuji kepemimpinan Illiza yang mengusung visi Banda Aceh Kota Kolaborasi. Menurutnya, sinergi lintas pihak sangat dibutuhkan dalam menghadapi risiko bencana masa depan. “Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut demi keselamatan generasi mendatang,” katanya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut fasilitator proyek Sachiko Shindara, penerjemah Satoe Kajiya, Kepala Museum Tsunami Aceh M. Syahputra, serta dari jajaran Pemko Banda Aceh: Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, Pj Sekdako Jalaluddin, Asisten I Bachtiar, Kadisdikbud Sulaiman Bakri, Kepala SMPN 17 Qadarussmi, dan pejabat terkait lainnya.