Mualem Resmikan Pabrik Karet Remah Milik Adik Prabowo di Aceh Barat
Ia juga mengapresiasi kehadiran Hashim Djojohadikusumo di “Bumi Teuku Umar” serta menyebut proyek ini sejalan dengan visi pemerintah Aceh dalam membuka lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Mualem juga menyebutkan bahwa saat ini ada beberapa industri lain yang sedang dirintis di berbagai wilayah Aceh, seperti pabrik rokok di Aceh Utara, pabrik baterai di Aceh Besar, serta pabrik pengolahan baja di Aceh Selatan.
“Saya harap masyarakat Woyla dan sekitarnya turut menjaga keamanan dan mendukung kelangsungan investasi ini. Jika Aceh stabil, investasi akan terus datang,” tegasnya.
Sementara itu, Hashim Djojohadikusumo menyatakan rasa bangga atas rampungnya pembangunan pabrik yang dirintis sejak lebih dari satu dekade lalu.
Ia menyebut pabrik ini dirancang untuk mengolah 10 ton karet basah per jam, dengan output sekitar 5 ton karet kering per jam, atau setara 100 ton karet kering per hari.
“Jika pasokan bahan baku mencukupi, kami siap ekspansi ke jalur produksi kedua, yang tentu akan menggandakan kapasitas,” jelas Hashim.
Produk olahan karet dari pabrik ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam dan luar negeri.
Dalam jangka panjang, PT PBS menargetkan pengiriman ekspor langsung dari wilayah Aceh Barat. Namun, tantangan infrastruktur masih menjadi hambatan utama.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Aceh Barat, Tarmizi, yang berharap agar pelabuhan ekspor bisa segera terwujud.
“Kami berharap produksi karet dari pabrik ini ke depan dapat diekspor langsung dari Aceh Barat. Sayangnya, saat ini pelabuhan ekspor masih belum tersedia,” ujar Tarmizi.
Dengan beroperasinya pabrik ini, Aceh Barat diharapkan tak hanya menjadi sentra produksi karet, tetapi juga pionir dalam pengembangan industri berbasis potensi lokal di wilayah barat selatan Aceh.