BANDA ACEH – Pemerintah Aceh memuji dan mengapresiasi peran Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Aceh, pada upaya pencegahan dan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahun 2022.
Sebagaimana diketahui, atas sumbangsih dan kerja keras para dokter hewan, Aceh mampu mencatat zero case di Oktober 2022.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran, saat membacakan sambutan Pj Gubernur Aceh, pada Musyawarah Anggota PDHI Cabang Aceh, di Gedung Amel Convention Hall Banda Aceh, Sabtu (21/1).
“Alhamdulillah, berbagai upaya penanganan dan pencegahan membuahkan hasil yang baik. Keberhasilan penanganan PMK di Aceh tidak terlepas dari peran para dokter hewan yang telah mencurahkan pikiran, tenaga dan bekerja maksimal untuk mendukung pemerintah. Dalam banyak kesempatan, Pak Gubernur selalu menyampaikan apresiasi kepada PDHI atas dukungannya selama ini,” ujar Zalsufran.
Sebagaimana diketahui, saat awal PMK mewabah, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, telah memerintahkan Sekda Aceh, Kadisnak Aceh bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh, untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi PMK di seluruh Aceh.
Selama pandemi PMK mewabah di Aceh, sebanyak 47.519 ternak warga terinveksi PMK. Sebagai upaya pencegahan Pemerintah Aceh melalui Disnak Aceh telah melakukan vaksinasi kepada sebanyak 63.716 ternak warga di seluruh Aceh.
Upaya ini cukup membuahkan hasil karena sebanyak 47.143 ternak warga dinyatakan sembuh. Meski demikian, sebanyak 312 ternak warga mati akibat PMK dan 64 ekor ternak warga telah dilakukan pemotongan paksa. Sesuai data Dinas Peternakan, saat ini Aceh telah nihil kasus PMK, namun tetap siaga melakukan berbagai pengawasan agar penyebaran kasus baru dapat dibendung.
Dalam sambutannya, Zalsufran menegaskan, selama keterlibatan PDHI dan seluruh insan veteriner tak hanya terkait penanganan PMK. Para dokter hewan di Aceh punya andil besar dalam menjaga keberlangsungan hidup hewan liar yang dilindungi dan hewan peliharaan.
“Dalam banyak kasus, dokter hewan selalu ambil bagian mengobati hewan liar yang terluka akibat jerat di hutan. Selain itu, masih banyak lagi peran dokter hewan di Aceh. Karenanya pada kesempatan ini, kami atas nama pribadi dan Pemerintah Aceh memberikan apresiasi dan terima kasih kepada para dokter hewan di Aceh atas kerja-kerjanya selama ini,” imbuh Zalsufran.