Tujuan lainnya dari pembangunan rumah sakit regional tersebut adalah sebagai pembangunan lanjutan dari apa yang sudah dibangun oleh pemimpin sebelumnya. Selanjutnya adalah guna menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo pada Musrenbangnas 2020 untuk manambah rasio tempat tidur pasien.
Pembangunan Irigasi Sigulai
Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di Simeulue sebagai daerah kepulauan, maka Nova menggagas pembangunan Irigasi Sigulai yang terletak di Kecamatan Simeulue Barat dengan memanfaatkan sungai sepanjang 8,07 km. Irigasi ini ditujukan untuk penanaman padi dan palawija yang akan digunakan oleh 8 (delapan) desa, dengan Jumlah Petani 1.300 penggarap.
Iswanto mengatakan, sebagaimana irigasi yang ada, pembangunannya selalu bertahap dan butuh waktu lama untuk bisa berfungsi. Maka pembangunannya dilaksanakan dengan sistem tahun jamak yang membutuhkan dana sebesar Rp 178,49 M, dimana pada tahun 2020 ini sudah tersedia dana sebesar Rp 43,24 M.
Dengan berfungsinya irigasi ini diharapkan Simeulue mampu memproduksi gabah 19.850 ton/tahun Swasembada Pangan :80% kebutuhan Simeulue.
Pembangunan Jalan “Ladia Galaska”
Masih menurut Iswanto, Nova Iriansyah juga melanjutkan cita-cita pembangunan Aceh yang dimulai sejak 2002 di bawah kepemimpinan Abdullah Puteh, yaitu Jalan Ladia Galaska (Lautan Hindia – Gayo Alas – Selat Malaka). Selama ini pembangunan Ladia Galaska disebut sangat minim dana yang tersedia dan menyebabkan penyelesaiannya sangat lama.
“Misalnya keinginan masyarakat bagian barat dan selatan Aceh akan jalan tembus Lamno – Jantho sebagai jalur alternatif yang tak kunjung terealisasi lantaran curamnya medan yang ada. Perlu dilakukan penurunan level kecuraman agar layak dilalui kendaraan. Padahal pembangunan jalan itu sudah dicita-citakan sejak tahun 80-an,” katanya.
Ladia Galaska memiliki empat belas ruas jalan yang sangat penting bagi pembangunan Aceh. Berikut ini keempat belas ruas jalan tersebut serta besaran anggarannya:
1. Jantho–Aceh Jaya (40 km); Total biaya 148,40 M; 32,4 M (2020); AC-BC 8 km; galian biasa (1.148.146 m3); batu lunak (121.100 m3); box 10 unit; bronjong (2.000 m2); drainase (2.560 m3)