Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah
Aceh Singkil — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah merasa yakin atas keputusan yang telah diambilnya untuk membangun 14 ruas jalan tembus yang menghubungkan antar kabupaten di kawasan pedalaman Aceh.
Salah satunya adalah jalan tembus
dari Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil hingga Trumon di Kabupaten Aceh Selatan untuk membebaskan keterisoliran wilayah.
Nova juga telah meninjau dan melihat langsung kondisi di lapangan jalan tembus ruas Kuala Baru-Trumon, bersama Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, Senin (14/9).
“Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, saya merasa yakin kebijakan dan keputusan saya dan Pemerintah Aceh tidak salah lagi, yang selama ini banyak diragukan orang,” ujar Nova Iriansyah
“Saya yakin berada di jalan yang benar, untuk membantu masyarakat di pedalaman Aceh untuk keluar dari keterisoliran,“ tambah Plt. Gubernur.
Dalam kesempatan itu, Nova meminta dukungan semua pihak agar pembangunan jalan tersebut berjalan lancar.
Sejumlah bupati juga telah menyatakan dukungannya seperti Bupati Aceh Tamiang Mursil, Bupati Aceh Timur Hasballah M. Thaib, Bupati Bener Meriah Tgk. Sarkawi, Bupati Aceh Tengah Shabela Abu Bakar, Bupati Gayo Lues Muhammad Amru, Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim dan Bupati Aceh Singkil Dulmusrid.
Nova mengatakan, pembangunan ruas jalan tembus tersebut memiliki tujuan untuk mengangkat kehidupan masyarakat di pedalaman Aceh menjadi lebih baik.
“Hanya dengan ini kita bisa membuka perekonomian rakyat. Rakyat berkebun, berusaha, namun jalan menuju pasarnya tidak ada, dan rakyat tak mampu membangun infrastruktur, negara lah yang berkewajiban,” tutur Nova.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, terus berupaya agar kegiatan-kegiatan strategis peninggalan para pimpinan Aceh terdahulu bisa terus dipacu untuk diselesaikan.
Proyek strategis tersebut mulai dari peninggalan mantan Gubernur Aceh Ibrahim Hasan, Syamsuddin Mahmud, Abdullah Puteh, Irwandi Yusuf hingga Zaini Abdullah.
“Pak Nova dengan dukungan penuh para bupati dan walikota berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan tersebut demi kepentingan hajat hidup masyarakat, walaupun hambatan-hambatan yang bersifat politis terus menerpa,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.
Diantara proyek strategis tersebut adalah Jalan yang dulu dinamakan Ladia Galaska (Lautan Hindia – Gayo Alas – Selat Malaka)
Masih menurut Iswanto, Nova Iriansyah melanjutkan cita-cita pembangunan Aceh yang dimulai sejak 2002 di bawah kepemimpinan Abdullah Puteh, yaitu Jalan Ladia Galaska. Selama ini pembangunan Ladia Galaska disebut sangat minim dana yang tersedia dan menyebabkan penyelesaiannya sangat lama.
“Misalnya keinginan masyarakat bagian barat dan selatan Aceh akan jalan tembus Lamno – Jantho sebagai jalur alternatif yang tak kunjung terealisasi lantaran curamnya medan yang ada. Perlu dilakukan penurunan level kecuraman agar layak dilalui kendaraan. Padahal pembangunan jalan itu sudah dicita-citakan sejak tahun 80-an,” katanya.
Ladia Galaska memiliki empat belas ruas jalan yang sangat penting bagi pembangunan Aceh. Berikut ini keempat belas ruas jalan tersebut serta besaran anggarannya:
1. Jantho–Aceh Jaya (40 km); Total biaya 148,40 M; 32,4 M (2020); AC-BC 8 km; galian biasa (1.148.146 m3); batu lunak (121.100 m3); box 10 unit; bronjong (2.000 m2); drainase (2.560 m3)
2. Sp.Tiga Redelong–Pondok Baru–Samar Kilang (60 Km); Total biaya 252 M; 20 M (2020); AC-BC 18 km; AC-WC 60 km;
3. Batas Galus–Babahrot = 28,4 Km; Total biaya 125,3 M; 19 M (2020); AC-BC 4,7 km; AC-WC 28,4 km; box 4 unit; bronjong/TPT (4.766 m3); drainase (5.692 m3).
4. Trumon–Bts.Singkil (Segmen 1) = 36,6 km; Total biaya 139 M; 24,8 M (2020); AC-BC 11,6 km; AC-WC 36,6 km; bronjong/TPT (4.997 m3); box 21 unit; saluran (10.000m2).
5. Trumon–Bts.Singkil (Segmen 2) = 16,6 km; Total biaya 139 M; 21,2 M (2020); AC-BC 16,6 km; AC-WC 16,6 km; bronjong/TPT (6.570 m3); box 21 unit; drainase (5.450 m3).
6. Sinabang-Sibigo = 105,8 Km; Total biaya 83 M; 11,6 M (2020); AC-BC 13 km; AC-WC 13 km.
7. Nasreuhe–Lewak-Sibigo= 141,38 Km; Total biaya 165 M; 19,4 M (2020); AC-BC 24 km; AC-WC 24 km.
8. Peureulak–Lokop–Batas Gayus (Segmen 1)= 42 km,Total biaya 201 M; 29,7 M (2020); AC-BC 22,5 km; AC-WC 20,81 km, box 10 bh, drainase 2.406 m3; Bronjong/TPT 14.769 m3
9. Peureulak–Lokop–Bts.Gayus (Segmen 2) = 41 km; Total biaya 205 M; 29,71 M (2020); AC-BC 30 km; AC-WC 28,6 km; box 20 unit; saluran 1.512 m3; bronjong/TPT (4.149 m3);
10. Peureulak–Lokop–Bts.Gayus (Segmen 3)= 27,4 km; Total biaya 223,6 M; 29,71 M (2020); AC-BC 27,4 km; AC-WC 27,4 km; box 7 unit; TPT (5.757 m3); drainase (3.232 m3).
11. Bts Atim–Pining-Blangkejeren = 61,4 Km; Total biaya 181,8 M; 25,8 M (2020); AC-BC 20,4 km; AC-WC 22,6 km; bronjong/TPT (6.415m3); drainase (7.476 m3), beton K250 (2.234 m3).
12. Bts ATim–Kota Karang Baru = 41,3 km; Total biaya 69,8 M; 25 M (2020); AC-BC 14,3 km; box 8 unit.
13. Blangkejeren–Tongra–Bts.Abdya = 91,3 Km; Total biaya 396 M; 32,7 M (2020); AC-BC 41,9 km; AC-WC 90,2 km; bronjong/TPT (1.350 m3); box 20 unit; drainase (46.371 m3).
14. Bts Asel–Kuala Baru–Singkil–Telaga Bakti (P.045.13) = 42 Km; Total biaya 72,6 M; 25 M (2020); AC-BC 28,9 km; urpil 28,95 km; psngn batu (1.207 m3).
Keempat belas ruas jalan tersebut sudah memiliki Kesepakatan Bersama dengan DPRA yaitu MoU No: 903/1994/MoU/2019 Tgl 10 Sept 2019.(IA)