BANDA ACEH – Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Dewan Dakwah Aceh yang berlangsung 21-23 Maret 2022 di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh telah berakhir.
Kegiatan yang diikuti 40 peserta dari pengurus Dewan Dakwah Kabupaten/Kota dan Dewan Dakwah Aceh itu ditutup oleh Sekretaris Jenderal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Drs Avid Salihin MM, Rabu (23/3).
“Tentu kita telah mendapatkan rekomendasi-rekomendasi dari kegiatan ini. Selain itu kami berharap sejumlah materi akan menjadi bekal dalam menjalankan aktivitas dakwah di daerah masing-masing,” kata Ustadz Avid.
Ia juga atas nama Dewan Dakwah menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Gubernur Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh atas segala fasilitas dan dukungan yang telah diberikan sehingga Dewan Dakwah Aceh telah dapat melaksanakan Rakerwil ini.
“Mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan ini diberkahi Allah SWT dan Insya Allah kita akan mendapatkan dukungan seterusnya dari Pemerintah Aceh,” kata Ustadz Avid.
Sementara itu pimpinan sidang Rakerwil Dewan Dakwah Aceh Tahun 2022, Dr Abizal M Yati Lc MA mengatakan Rakerwil tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi, baik eksternal maupun internal.
Adapun rekomendasi eksternal di antaranya, Pemerintah Aceh diminta memberikan perhatian khusus dan tegas terhadap pondok pesantren (Ponpes) yang terlibat tindak kekerasan dan kasus asusila.
Adanya evaluasi menyeluruh terhadap dayah-dayah yang melakukan atau terlibat dalam perlakuan kekerasan dan pelecehan seksual dengan peninjauan standar akreditasi dayah tersebut dan juga sanksi operasional.
Membuat standar kode etik pendidik/guru dayah secara baku yang bisa menjadi patron dalam penyelenggaraan pendidikan dayah.
“Melihat fenomena selama ini dimana banyak kasus kekerasan terhadap santri yang dilakukan oleh ustadz dan santri senior di lingkungan pesantren serta kasus asusila seperti pelecehan oleh oknum ustadz/teungku terhadap santriwati. Maka perlunya pengawasan dan pengaturan ketat dalam memberikan izin operasional pesantren serta sanksi yang berat bagi pelakunya,” kata Dr Abizal.