Pemerintah Aceh: Penanganan Rohingya tidak Cukup Hanya dengan Spirit Hati
BANDA ACEH – Atas dasar rasa kemanusiaan dan hati nurani, Pemerintah dan masyarakat Aceh akan menampung dan menangani setiap ada pengungsi yang terdampar di perairan Aceh.
Namun, spirit hati dan nurani saja tidaklah cukup, karena penanganan Rohingya menyentuh banyak aspek, yaitu kemanusiaan, regulasi, kewenangan dan keuangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Aceh Dr Iskandar AP, saat menerima kunjungan Senior Protection Officer United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia Julia Zajkowski, di ruang rapat Sekda Aceh, Jum’at (24/2/2023).
“Sebagai sesama manusia dan atas dasar rasa kemanusiaan, kami Pemerintah dan masyarakat Aceh, tentu akan menyambut dan menangani saudara-saudara Rohingya yang datang, karena sebagai manusia kita tentu memiliki hati nurani dan akan terenyuh dengan kondisi saudara kita. Namun, penanganan Rohingya tentu tidak cukup dengan spirit hati. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dan ditaati,” ujar Iskandar.
“Pemerintah Aceh tentu akan menampung dan menangani setiap pengungsi Rohingya yang datang. Namun di sisi lain yang mesti diingat dan dipahami semua pihak, sebagai Pemerintah Daerah, kami juga memiliki keterbatasan yaitu dalam hal regulasi dan kewenangan. Karena, terkait pengungsi lintas negara, hal ini tentu menjadi kewenangan Pemerintah Pusat,” terang Iskandar.
Selain itu, sambung Iskandar, Pemerintah Aceh juga memiliki keterbatasan dana dalam menangani eskalasi pengungsi Rohingya yang terus datang ke Aceh.
“Kami harus benar-benar hati-hati dalam menggunakan dana untuk pengungsi Rohingya. Saat ini, untuk menangani Rohingya kita menggunakan dana sosial dan donasi dari masyarakat. Kita tentu tidak ingin ada aparatur kita yang harus berurusan dengan hukum atas kegiatan kemanusiaan yang mereka lakukan,” kata Iskandar.
Iskandar juga menjelaskan, terkait penanganan Rohingya sebenarnya merupakan kewenangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh tentunya berada pada situasi yang sulit.