BANDA ACEH — Pemerintah Aceh menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pada Selasa (20/12/2022) di Komplek Meuligoe Wali Nanggroe Aceh kawasan Lampeuneureut, Aceh Besar.
Dalam perayaan maulid tersebut, Pemerintah Aceh juga menyediakan paket santunan untuk 315 anak yatim.
Santunan tersebut diberikan secara langsung satu per satu oleh sejumlah pimpinan lembaga yang ada di Aceh kepada seluruh anak yatim yang dihadirkan ke tempat acara.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga menyediakan konsumsi kenduri maulid sebanyak 10.640 porsi dari berbagai pihak yang berpartisipasi.
Sementara jumlah undangan yang diundang pada Maulid Raya tersebut adalah sekitar 8.600 orang dari seluruh lapisan masyarakat dan ASN Pemerintah Aceh.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua DPRA Saiful Bahri, Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar, Irdam IM Brigjen Niko Fahrizal, Sekda Aceh Bustami Hamzah, sejumlah Anggota DPR RI, Anggota DPRA, Bupati/Walikota, para Kepala SKPA dan berbagai pejabat daerah lainnya.
Selain kenduri dan santunan anak yatim, pelaksanaan Maulid Nabi di Komplek Wali Nanggroe Aceh juga diisi dengan tausiah oleh Ustadz Masrul Aidi Lc.
Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar mengatakan, peringatan Maulid Nabi sudah menjadi salah satu khazanah kebudayaan Aceh yang diwariskan indatu. Ia mengajak semua pihak untuk terus melestarikan maulid sampai kapanpun.
“Saya berharap kegiatan ini tidak dilaksanakan tahun ini saja, tapi menjadi agenda rutin tahunan Pemerintah Aceh,” kata Malik Mahmud.
Malik Mahmud mengatakan, perayaan Maulid Nabi yang menjadi tradisi masyarakat Aceh, tidak pernah lepas dari nilai yang ingin dicapai, yaitu, patuh kepada Allah dan Nabi Muhammad.
“Bagi orang Aceh maulid juga menjadi sarana penyambung silaturahmi masyarakat antar gampong, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi dan negara,” ujar Wali Nanggroe Aceh itu.
Lebih lanjut, Wali Nanggroe Malik Mahmud mengingatkan kebebasan masyarakat Aceh dalam melaksanakan berbagai kegiatan budaya dan tradisi tidak terlepas dari perdamaian MoU Helsinki.