Dari informasi tersebut diketahui, alokasi anggaran penanganan dampak covid-19 di Pemerintah Aceh terbesar diperuntukkan bagi penyediaan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yaitu sebesar Rp 2,3 triliun. Kemudian disusul isu kesehatan sebesar Rp 134, 4 miliar dan pemulihan ekonomi sebesar Rp 19,6 miliar.
Menurut Hafidh, jika melihat lebih rinci dokumen yang diperolehnya, pada isu pemulihan dampak ekonomi, Pemerintah Aceh memfokuskan pada tiga kegiatan utama. Pertama, kegiatan pengadaan masker untuk 23 kabupaten/kota (penguatan modal usaha pada pelaku UMKM) sebesar Rp 1,5 miliar.
Kedua, kegiatan pengembangan pemanfaatan pekarangan dan pengenalan konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) sebesar Rp 8,1 miliar.
Ketiga, kegiatan pengadaan ayam petelur dengan alokasi sebesar Rp 10 miliar. Dari ketiga alokasi tersebut baru direalisasikan untuk kegiatan pengadaan masker. Sementara dua kegiatan lainnya per Juli 2020 belum terealisasi sama sekali.
“Melihat fakta ini, kami menilai Pemerintah tidak punya strategi dalam penanganan pemulihan dampak ekonomi serta tidak teridentifikasi secara jelas kelompok sasaran yang akan disasar untuk pemulihan dampak ekonomi di Aceh,” ungkap Hafidh.
Pada sektor kesehatan, rincian alokasi anggaran difokuskan pada 6 kategori. Dari 6 kategori itu, baru terealisasi pada 3 kategori dengan angka total serapan anggarannya per Juli 2020 hanya sebesar 0,95%.
Kondisi ini dinilai sangat mengecewakan, ditambah fakta-fakta banyaknya tenaga medis yang terpapar covid-19 di Aceh, bahkan telah melumpuhkan layanan kesehatan dari tingkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kabupaten/kota hingga level puskesmas.
“Banyaknya tenaga medis yang terpapar covid-19 di Aceh dan lumpuhnya layanan kesehatan ini dapat disimpulkan akibat tidak maksimalnya penanganan sektor kesehatan ini oleh Pemerintah Aceh,” sebutnya.
Dengan realisasi tersebut, terang Hafidh, tentu saja Aceh menjadi provinsi terendah realisasi anggaran kesehatan se-Indonesia.
Untuk sektor Penyediaan Jaring Pengaman Sosial (JPS), rincian alokasi anggaran difokuskan kepada 9 program/ kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 2,3 triliun.