Pengeluaran Orang Miskin di Aceh Banyak Habis untuk Beli Rokok
Banda Aceh, Infoaceh.net — Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, mengungkapkan fakta mencengangkan terkait pola pengeluaran penduduk miskin di Aceh.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, komoditas rokok kretek filter menempati urutan kedua tertinggi dalam menyumbang garis kemiskinan di provinsi berjuluk Tanah Rencong tersebut, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
“Rokok kretek filter menyumbang sebesar 9,90 persen terhadap garis kemiskinan di perkotaan, dan 10,48 persen di perdesaan, setelah beras,” ungkap Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamuddin, dalam keterangannya pada Sabtu (26/7/2025).
Ia menambahkan bahwa pengeluaran untuk rokok bahkan melampaui kebutuhan penting lainnya seperti telur, daging, dan gula.
Menurut data BPS, pada Maret 2025, sebanyak 12,33 persen penduduk Aceh atau 704,69 orang berada dalam kategori miskin, turun dari 12,64 persen pada September 2024.
Di perdesaan, angka kemiskinan mencapai 14,44 persen, sementara di perkotaan sebesar 8,54 persen.
Meskipun terjadi penurunan angka kemiskinan, struktur pengeluaran penduduk miskin dinilai masih belum sehat. “Banyak masyarakat miskin mengalokasikan penghasilan yang sangat terbatas untuk membeli rokok. Ini sangat memprihatinkan,” kata Tasdik.
Padahal, menurutnya, pengeluaran tersebut seharusnya bisa dialihkan ke kebutuhan pokok yang lebih mendesak seperti makanan bergizi, pendidikan, dan kesehatan.
Beras tetap menjadi komoditas utama yang memengaruhi garis kemiskinan, dengan kontribusi sebesar 21,71 persen di perkotaan dan 24,77 persen di perdesaan. Namun, rokok kretek filter tetap bertahan sebagai pengeluaran signifikan, mengalahkan berbagai bahan pangan seperti ikan tongkol/cakalang, telur ayam ras, hingga gula pasir.
BPS juga mencatat bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Aceh mengalami penurunan dari 1,951 poin pada September 2024 menjadi 1,836 poin pada Maret 2025.
Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), yang turun dari 0,470 menjadi 0,420 poin. Ini menunjukkan adanya perbaikan dalam distribusi pengeluaran di kalangan penduduk miskin.
Namun, Tasdik menekankan bahwa perbaikan statistik tidak selalu sejalan dengan kualitas hidup, jika pengeluaran rumah tangga miskin masih didominasi oleh hal-hal yang tidak produktif.
“Kita butuh intervensi lebih dari berbagai pihak — mulai dari edukasi hingga kebijakan fiskal — untuk mengarahkan pengeluaran masyarakat ke sektor yang lebih produktif,” ujarnya.