Di samping itu, mantan Kapuslabfor Polri itu juga menyampaikan, bahwa keberadaan makam massal di Siron Lambaro ini juga sebagai pengingat bahwa Aceh pernah dilanda musibah tsunami, sehingga semua bisa bermuhasabah diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada-Nya.
Selain itu, Ahmad Haydar menilai, peringatan tsunami yang digelar saban tahun merupakan salah satu upaya Pemerintah Aceh untuk mengedukasi generasi penerus bangsa agar selalu siaga terhadap bencana.
“Kita harus selalu membangun budaya sadar bencana dalam upaya mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di masa depan. Intinya, edukasi tetap menjadi poin utama dalam setiap tahun peringatan tsunami,” demikian, kata Ahmad Haydar
Kuburan Massal Siron salah satu tempat saksi betapa dahsyatnya tsunami 2004 silam. Ada 40.000 lebih para syuhada yang dimakamkan di sana.
“Jadi, tidak hanya kegiatan seremonial peringatan 18 tsunami semata, tapi kita bisa sekalian berziarah di sana,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal.
“Setiap peringatan tsunami, banyak sekali ditemui peziarah berbeda suku, agama dan budaya yang membaur di Kuburan Massal Tsunami Siron untuk mendoakan keluarga dan kerabatnya,” sebut Almuniza.
“Masyarakat Aceh harus selalu membangun budaya sadar bencana dalam upaya mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di masa depan. Intinya, edukasi tetap menjadi poin utama dalam setiap tahun peringatan tsunami,” kata Almuniza. (IA)