BANDA ACEH, Infoaceh.net – Senyum bahagia menghiasi wajah Zahara (58), seorang penjahit di Gampong Kp Pande, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh.
Setelah tiga tahun bergantung pada aliran listrik dari rumah tetangga, ia akhirnya bisa merasakan sambungan listrik sendiri berkat program Light Up The Dream (LUTD) yang digagas PLN UID Aceh.
Selama ini, mesin jahit Zahara kerap berhenti mendadak karena keterbatasan daya.
Kondisi itu membuat pekerjaannya terhambat, padahal ia harus terus menjahit untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Tiga tahun terakhir saya sering tidak enak hati karena harus levering listrik dari tetangga. Sekarang bisa menjahit dengan tenang, mesin pun jalan lancar,” ujar Zahara dengan mata berkaca-kaca, Selasa (19/8/2025).
Program LUTD PLN UID Aceh menyambungkan listrik bagi 72 pelanggan kurang mampu di enam unit layanan, yakni UP3 Sigli, UP3 Lhokseumawe, UP3 Banda Aceh, UP3 Meulaboh, UP3 Subulussalam, dan UP3 Langsa.
Para penerima manfaat terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari petani, buruh lepas, hingga penjahit seperti Zahara.
Selain Zahara, kisah serupa dialami Aris M Hakim, seorang petani di Usi Mesjid, Kabupaten Pidie. Ia kini tak lagi bergantung pada lampu minyak.
Di Subulussalam, Mufrodi, petani asal Desa Makmur Jaya, juga merasakan manfaat listrik untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Wakil Bupati Pidie, Al-Zaizi Umar, mengapresiasi langkah PLN dalam membantu masyarakat kecil. “Program ini nyata membantu masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan listrik. Saya berharap terus diperluas agar lebih banyak keluarga merasakan manfaatnya,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua DPRK Subulussalam, Ade Fadly Pranata Bintang. Ia menegaskan, listrik bukan hanya soal penerangan.
“Kehadiran listrik membuka peluang ekonomi rumah tangga. Petani bisa menyimpan hasil panen lebih baik, dan usaha kecil dapat berkembang,” ujarnya.
General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir, menegaskan bahwa program LUTD adalah wujud nyata komitmen PLN menghadirkan energi berkeadilan.