Nurmiati menerima rumah dari Kapolda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada.
Sigli — Nurmiati (57), seorang janda miskin di Desa Mali Mesjid, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie
sudah puluhan tahun menempati gubuk reyot sebagai rumahnya yang sama sekali sangat tidak layak huni.
Kini gubuk reyotnya telah disulap menjadi rumah layak huni lewat program bedah rumah yang dilakukan personil Polres Pidie beberapa waktu lalu. Nurmiati terlihat tak kuasa menahan tangis haru saat menerima kunci rumah barunya.
Kunci rumah semi permanen tipe 36 itu diserahkan Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada didampingi Kapolres Pidie AKBP Zulhir Destrian, Sabtu (27/6).
Nurmiati saat menerima kunci rumahnya setelah dibedah, seketika bersujud syukur dan berterima kasih kepada Kapolda Aceh dan jajarannya.
Dia lalu masuk ke rumah barunya diikuti rombongan Kapolda.

“Saya sekitar 30 tahun menempati rumah tak layak huni. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolda,” kata Nurmiati setelah menerima rumah.
Sebelum dibedah, kondisi rumah Nurmiati sangat memprihatinkan. Rumahnya beratap daun rumbia, dindingnya terbuat dari kayu dan bambu. Saat musim hujan, gubuk tersebut bocor sehingga tidak layak dijadikan tempat berteduh.
Nurmiati mengaku selama ini tidak mampu membangun rumah sendiri. Penghasilannya sebagai buruh tani hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
“Selama ini saya tidak sanggup membangun rumah yang layak huni. Penghasilan saya pas-pasan,” ungkapnya.
Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada saat menyerahkan kunci rumah untuk Nurmiati di Desa Mali Masjid Kecamatan Sakti, Pidie, mengatakan kegiatan ini adalah rangkaian baksos jajaran Polda Aceh dalam rangka Hari Bhayangkara ke-74 dan program ‘Kue Surga’.
Kapolda mengatakan, dana untuk membedah rumah Nurmiati dari gubuk reyot menjadi rumah layak huni, berasal dari sumbangan personil polisi.

Kapolda yang didampingi Kapolres Pidie, AKBP Zulhir Destrian juga menambahkan ‘kue surga’ adalah program bersedekah atau berzakat dengan menyisihkan penghasilan untuk membantu masyarakat miskin.