Tapaktuan, Infoaceh.net – Rumah tidak layak huni (RTLH) masih menjadi persoalan serius di Kabupaten Aceh Selatan. Di tengah berbagai program pembangunan, kenyataan bahwa ribuan warga masih tinggal di rumah-rumah dengan kondisi memprihatinkan menunjukkan bahwa tantangan sosial-ekonomi di wilayah ini belum sepenuhnya teratasi.
Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS dalam berbagai kesempatan mengakui bahwa RTLH tersebar luas dari wilayah Labuhanhaji Barat hingga Trumon Timur.
Kondisi ini menjadi perhatian utama dalam program 100 hari kerja pemerintahannya bersama Wakil Bupati Baital Mukadis.
“Ketika kita melihat ada masyarakat yang masih tinggal di rumah tidak layak, tentu ini menyentuh hati. Ini bukan sekadar bangunan, tapi soal kelayakan hidup. Pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin membantu,” ujar Bupati Mirwan, Senin (26/5).
Sebelumnya, Bupati Aceh Selatan Mirwan didampingi Wakil Bupati Baital Mukadis melaunching program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Gampong Suak Hulu, Kecamatan Samadua, Ahad, 25 Mei 2025.
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) mencatat bahwa pada tahun 2025 telah dialokasikan bantuan untuk 51 unit rumah, terdiri atas 41 unit rehabilitasi dan 10 unit pembangunan ulang.
Meski demikian, jumlah ini masih jauh dari cukup mengingat luas wilayah dan jumlah warga kurang mampu yang membutuhkan bantuan serupa.
Plt Kepala Dinas Perkim Aceh Selatan Ikhsan Setiawan menjelaskan, rehabilitasi RTLH menjadi salah satu program prioritas dalam RPJMD 2025–2030.
“Program ini fokus pada warga miskin, disabilitas, dan anak yatim. Kita ingin mengangkat kualitas hidup mereka dengan memberikan hunian yang layak, aman, dan sehat,” ujarnya.
Menurut Ikhsan, salah satu tantangan terbesar adalah pendataan yang belum sepenuhnya akurat di lapangan.
Ia mendorong partisipasi aktif pemerintah gampong dan masyarakat dalam melaporkan rumah-rumah yang layak masuk program bantuan.
Duka di Balik Dinding Runtuh
Tak sedikit warga yang hidup dalam kondisi mengenaskan. Seperti dialami Ainuddin (60), warga Gampong Suaq Hulu, Kecamatan Samadua. Selama bertahun-tahun ia bersama keluarganya tinggal di rumah kayu reyot yang nyaris ambruk.