Ridha di Hari Adha: Cerita Pasien di Rumah Singgah BFLF
Ia bersyukur karena tidak perlu memikirkan biaya penginapan maupun makan selama pengobatan di Banda Aceh.
Sejak berdiri, rumah singgah BFLF telah membantu 1.506 pasien dan pendamping dari seluruh Aceh.
Di balik angka itu, tersimpan kisah perjuangan, pelukan yang tertunda, dan doa-doa yang terus dipanjatkan tanpa henti.
Selalu Terbuka, Bahkan di Hari Raya
Ketua Yayasan BFLF Indonesia, Michael Octaviano, menegaskan bahwa rumah singgah selalu terbuka, bahkan saat hari besar keagamaan.
“Orang sakit tidak bisa menunggu sembuh setelah lebaran. Justru di saat semua orang pulang, mereka butuh tempat aman untuk beristirahat dan melanjutkan ikhtiar,” ujar Michael.
Ia mengajak masyarakat untuk berbagi kepedulian, sekadar datang menyapa, atau mengirimkan makanan rumahan yang bisa jadi penawar rindu.
“Karena bagi mereka yang sedang berjuang untuk sembuh, setiap hari adalah perjuangan. Dan setiap bentuk kepedulian adalah cinta yang menyembuhkan,” tutupnya.
- anak sakit Aceh
- bantuan pasien Aceh
- BFLF Indonesia
- Blood For Life Foundation
- daging kurban Idul Adha
- Idul Adha Banda Aceh
- Idul Adha rumah singgah
- kisah haru lebaran
- kurban di rumah singgah
- M Bilal El Shadid
- Michael Octaviano
- pasien anak Aceh
- pasien dari Aceh Utara
- pasien RSUDZA
- pendamping pasien RSUDZA
- pengobatan di Banda Aceh
- relawan kesehatan Aceh
- Rumah Singgah Banda Aceh
- Rumah Singgah BFLF
- Shanum Salsabila
- www.infoaceh.net