BANDA ACEH — Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti 1.200 sapi di Kabupaten Aceh Tamiang, tidak sampai menulari manusia.
Dinas Peternakan Provinsi Aceh menyebutkan sapi terjangkit virus itu tetap bisa dikonsumsi dagingnya.
“Dagingnya masih bisa dikonsumsi, yang penting alat dalamnya atau jeroan, kakinya, dan kepalanya dibuang. Badan dan dagingnya bisa dimakan, tidak masalah,” kata Kepala Dinas Peternakan Aceh drh Rahmandi, Selasa (10/5) seperti dilansir dari Kumparan.
Rahmandi mengatakan penularan virus tersebut sangat tinggi, tapi kematian rendah. Menurutnya, virus itu dapat menular dari sapi ke kerbau atau domba. “Namun le manusia enggak,” ujarnya.
Menurut Rahmandi, penyebaran virus itu akan berdampak terhadap perekonomian. Harga jual sapi dan konsumsi dagingnya diprediksi akan turun.
Di Aceh sejauh ini virus PMK baru terdeteksi di Aceh Tamiang. Dari 1.200 sapi terjangkit, 10 ekor di antaranya mati. Gejala dialami berupa luka di kaki, mulut, dan gusi.
Dinas Peternakan Aceh telah mengambil sampel dari sapi di Aceh Timur guna diperiksa di laboratorium, tapi hasilnya belum diketahui.
“Sementara baru ada hasil laboratorium yang dapat kami jadikan dasar bahwa ini terkena wabah PMK itu baru di Aceh Tamiang,” ujarnya.
Seperti diberitakan, sebanyak 1.200 ekor sapi di Kabupaten Aceh Tamiang, terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dinas Peternakan Aceh mencatat sejauh ini 10 ekor sapi yang terjangkit tersebut mati.
“Angka terinfeksi [PMK] menurut data dari Dinas Peternakan Aceh Tamiang mencapai 1.200 ekor. Dengan gejala luka di kaki, mulut, dan gusi,” kata Rahmandi, Kepala Dinas Peternakan Aceh, Selasa (10/5) seperti dilansir dari Kumparan.
Menurut Rahmandi, jumlah sapi terjangkit PMK tersebut berdasarkan pemeriksaan di laboratorium. Ia berharap masyarakat tidak panik karena angka kematian sapi akibat virus itu rendah.
“Kematian rendah, cuma angka penularan tinggi,” tuturnya. Virus ini juga tidak menular ke manusia.
Sejauh ini virus PMK baru terdeteksi di Aceh Tamiang. Dinas Peternakan Aceh juga telah mengambil sampel dari sapi di Aceh Timur guna diperiksa di laboratorium, tapi hasilnya belum diketahui.