Sekelompok Orang Mengaku “Keluar dari Hutan” Datangi Dinas Perkim Aceh, Minta Proyek Pakai Cara Ala Preman
Banda Aceh, Infoaceh.net – Suasana di Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh mendadak tegang pada Selasa (12/8/2025) siang, setelah sekelompok orang dengan cara ala premanisme, mendatangi kantor tersebut.
Mereka yang mengaku “keluar dari hutan” itu disebut-sebut meminta agar Dinas Perkim memberikan paket pekerjaan proyek kepada kelompok mereka.
Cara yang digunakan pun dinilai menyerupai aksi premanisme, karena disertai nada ancaman, caci maki dan tekanan terhadap pegawai setempat.
Seperti diketahui, Dinas Perkim Aceh pada tahun ini melaksanakan paket pekerjaan rumah layak huni yang mencapai 2.000 unit di seluruh Aceh dengan anggaran ratusan miliar.
Sebuah video tentang kejadian tersebut kini viral di media sosial. Sekelompok orang yang mendatangi Kantor Dinas Perkim Aceh, sambil mengeluarkan kata-kata kasar dan caci maki dalam bahasa Aceh, menuntut proyek dengan cara yang dinilai menyerupai aksi premanisme.
Dalam video berdurasi sekitar 1 menit 15 detik itu, terlihat beberapa orang berkumpul di dalam sebuah ruangan kantor. Seorang pejabat atau pegawai tampak duduk di depan mereka.
Suara mereka terdengar lantang dan kasar, menyertai kata-kata caci maki dalam bahasa Aceh yang ditujukan kepada pegawai dan pejabat yang berada di lokasi.
Dari video yang beredar dan pengakuan saksi mata, kedatangan kelompok tersebut membuat suasana kantor menjadi sangat tegang.
Mereka datang minta diberikan proyek dan mengeluarkan kata-kata kasar. Beberapa pegawai juga ketakutan dan menahan diri agar situasi tidak meluas.
Dalam video yang beredar, kelompok itu terdengar berkata dengan nada mengancam dan menuntut proyek, sambil mengucapkan kata-kata kotor dalam dialek Aceh yang tidak pantas diulang di ruang publik.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, kelompok berjumlah beberapa orang ini datang tanpa surat resmi atau mekanisme administrasi, dan langsung meminta bertemu pejabat terkait.
Situasi sempat memanas karena mereka memaksa untuk dilayani, meski pejabat yang dimaksud sedang tidak berada di tempat.